Kultum 106: Jangan Terpesona dengan Penampilan Seseorang

Jangan Terpesona dengan Penampilan Seseorang
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Salah satu ciri orang munafik yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah di dalam berpenampilan dia tampak menarik bahkan mempesona, dan ucapannya hebat bahkan menghipnotis. Sifat ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala,

وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي

الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّـهَ عَلَىٰ مَا

فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ ﴿٢٠٤﴾

Artinya:

Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau (Muhammad), dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras (QS. Al-Baqarah, ayat 204).

Nah, pada jaman sekarang ini, hal seperti itu sungguh banyak bisa kita dapati. Mereka itu orang-orang yang tampilannya luar biasa hebat, baik dalam berpidato maupun berargumen. Lebih luar biasa lagi adalah, mereka kadang membawa-bawa agama Allah ketika berbicara. Namun, hal seperti itu ternyata yang hanya sebatas yang terlihat. Mereka hanya ingin terlihat lebih hebat dari kita.

Ternyata orang sperti ini di mata Allah Subahanahu wata’ala adalah orang yang paling paling keras menentang agama Allah, dan juga merupakan orang yang paling dibenci oleh Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda,

إِن مِنْ أَحَبِّكُم إِليَّ، وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجلساً

يَومَ القِيَامَةِ، أَحَاسِنَكُم أَخلاقاً. وإِنَّ

أَبَغَضَكُم إِليَّ وَأَبْعَدكُم مِنِّي يومَ الْقِيامةِ،

الثَّرْثَارُونَ والمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ

Artinya:

Sesungguhnya orang yang paling dekat tempatnya di antara kalian kepadaku pada hari kiamat nanti, yang paling baik akhlaknya di antara kalian. Dan orang yang paling jauh tempatnya dariku kelak pada hari kiamat, orang yang banyak bicara dan difasih-fasihkan dan terlihat kehebatannya dengan sombongnya (HR. Tirmidzi).

Dari ayat dan hadits di atas, kita bisa simpulkan bahwa sifat yang ditonjolkan dalam dalil di atas adalah sifat “pesona” dalam hal “berbicara”. Memang jika seseorang itu pandai ber “retorika”, dia akan mampu menghipnotis pendengarnya. Adapun ilmu retorika itu memang merupakan ilmu tentang cara berbicara atau menulis dengan langkah-langkah tertentu dengan tujuan menghipnotis pendengar atau pembacanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *