Bagi seorang hamba yang hidup hatinya maksiat merupakan perkara yang akan menyesakkan hatinya, membuatnya gelisah dan gundah.
Sebaliknya, dengan meninggalkan maksiat, engkau akan meraih kebahagiaan yang sesungguhnya. Rasulullah ﷺ bersabda,
الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ ، وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِى النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِى الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ
“Kebajikan itu adalah apa saja yang jiwa merasa tenang dengannya dan hati merasa tenteram kepadanya, sedangkan dosa adalah apa saja yang mengganjal di hatimu dan membuatmu ragu meskipun manusia memberi penjelasan kepadamu.“ (HR. ad-Darimi 2588)
Buah meninggalkan dosa:
1. Membahagiakan hati, melapangkan dada dan membersihkan jiwa. Orang yang meninggalkan dosa dadanya akan lapang dan hatinya bahagia, adapun pelaku maksiat maka hatinya akan terasa sempit disebabkan dosa yang ia lakukan, karena kemaksiatan akan menghilangkan berbagai kenikmatan.
2. Mendapatkan jalan keluar dalam setiap permasalahan di mana permasalahan inilah yang menyesakkan hati orang-orang fasik dan pelaku maksiat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar baginya.” (QS. At-Thalaq: 2)
3. Dimudahkan dalam melaksanakan ketaatan. Maksiat dapat membutakan pandangan hati, memadamkan cahaya, dan menghalanginya dari ketaatan.
4. Merasakan manisnya iman dan manisnya ketaatan kepada Allah. Bersyukurlah bagi seorang hamba yang diberikan taufiq oleh Allah untuk benar-benar dapat mengenal agama ini, tidak ada kenikmatan yang lebih indah daripada seorang yang telah dapat merasakan manisnya iman, lezatnya melaksanakan ketaatan kepada Allah ﷻ. Seorang ulama mengatakan: “Sesungguhnya di dunia ini terdapat surga, barang siapa yang tidak memasukinya maka ia tidak akan masuk surga akhirat”. Dikatakan bahwa surga tersebut adalah “ma’rifatullah” (mengenal Allah dengan sebaik-baiknya).
5. Mudah memperoleh rizki melalui jalan yang tidak disangka-sangka.
6. Memelihara cahaya hati agar tidak terpadamkan oleh kegelapan maksiat. Maksiat adalah kegelapan adapun ketaatan adalah cahaya.
7. Doanya cepat dikabulkan.
8. Diberi kemudahan dalam memperoleh ilmu.
9. Meraih cinta Allah ﷻ.
Demikianlah beberapa buah dari meninggalkan maksiat. Siapa yang tidak bahagia ketika seorang hamba mendapatkan kecintaan Allah, ketika ia berdoa, doanya cepat dikabulkan oleh Allah, hatinya tentram, tidak gelisah, yang demikian dikarenakan kedekatannya kepada Rabbnya. Namun banyak manusia justru keliru, ia mencari kebahagiaan melalui hal-hal yang diharamkan Allah, yang hal tersebut justru menjerumuskanya dalam kesengsaraan.
✍ Penulis: Ummu Khadijah Astuti حفظها الله
🔍 Murojaah: Ustadz Ammi Nur حفظه الله
🌐 Sumber: https://muslimah.or.id/9394-meraih-kebahagiaan-dengan-meninggalkan-maksiat.html
بارڪ اللّـہ فيڪمــ وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا