Oleh: 𝐃𝐞𝐧𝐧𝐲 𝐉𝐀
Hajinews.id – Suatu ketika Bung Karno berkata: “Setiap bangsa harus mempunyai jalan pembangunan sendiri. Jalan yang dipilih harus sesuai dengan karakter kesejarahan, kondisi geografis, keadaan sosial, ekonomi, dan politik negara itu.”
Pandangan Bung Karno ini yang saya ingat ketika merenungkan pertanyaan terjauh. Ke mana negara Indonesia ini harus diarahkan?
Apa model pembangunan atau bentuk pemerintahan yang harus dirujuk agar Indonesia sampai bahkan melampaui prediksi banyak lembaga internasional.
Indonesia diprediksi menjadi negara ekonomi keempat terbesar di dunia di tahun 2045⁽¹⁾. Tapi, bukankah pembangunan tak hanya soal ekonomi? Bukankah pusat pembangunan adalah manusia?
Indonesia harus pula diarahkan mencari model pembangunan yang membahagiakan warga negara. Apalagi di masa kini, PBB sudah pula mengembangkan indeks kebahagiaan untuk mengukur kemajuan pembangunan sebuah negara.
Walau kita tetap harus bertumpu dengan kesejarahan negara sendiri, namun referensi dunia luar dapat dijadikan perbandingan sebagai titik tolak. Sebuah model yang sungguh berhasil di negara lain dalam membangun ekonomi dan membahagiakan warga negara, dapat menjadi role model – yang dimodifikasi dengan situasi khas Indonesia.
Pada titik inilah kita menjadikan negara Skandinavia, khususnya Finlandia sebagai referensi untuk mengembangkan Negara Kesejahteraan Indonesia.
Berita itu cukup mencolok mata. Finlandia kembali terpilih sebagai negara yang paling mampu membahagiakan warganya keenam kali berturut-turut!⁽²⁾. Ada apa di Finlandia sehingga selalu teratas dalam hal membahagiakan warganya?
Apa yang dapat dicontoh dari Finlandia? Apa yang perlu kita tambahkan agar kita pun di Indonesia dapat mengembangkan model Negara Kesejahteraan Indonesia – yang berdasarkan kesejarahan kita sendiri?