Hajinews.id – Petugas dan jemaah haji diminta untuk lebih mawas diri. Hal itu penting agar fenomena jemaah haji hilang dan tersesat tidak terjadi di Madinah. “Nah saya meminta para petugas mawas diri, jaga-jaga dan mempersiapkan skema agar fenomena tersesat, hilang di jalan bisa kita minimalisasi,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief seusai rapat koordinasi pelayanan jemaah haji gelombang kedua di Daker Madinah, Rabu (12/7/2023).
Selain itu, Hilman juga meminta jemaah haji untuk menjaga diri agar tak tersesat mengingat intensitas pergerakan manusia di Madinah lumayan cukup padat.
“Jangan sampai jemaah yang pernah tersesat atau hilang di Makkah sudah ketemu dan sudah bersama kelompoknya lagi, di Madinah terulang. Karena intensitas pergerakannya juga lumayan di sini,” beber dia.
Apalagi jumlah jemaah haji gelombang kedua yang bergeser dari Mekkah ke Madinah jumlahnya lebih dari 100.000 orang. Artinya, jemaah akan kembali menghadapi situasi yang padat juga di Madinah.
“Setelah tenang kemarin di Makkah pascapuncak haji, pascaumrah sunah dan sebagainya, dan pascatawaf ifadah, tawaf wada, sekarang masuk ke Madinah akan menghadapi situasi yang juga padat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Hilman juga meminta kepada ketua kloter untuk sigap mengkomunikasikan isu-isu ini yakni fenomena jemaah hilang dan tersesat kepada jemaahnya.
“Untuk jemaah tertentu yang punya pengalaman tersesat lama atau hilang kemudian ditemukan belum ditanazulkan, ini masih harus ke Madinah. Nah di Madinah kita harapkan mereka juga bisa menikmati suasananya tapi jangan sampai hilang lagi karena ini fenomena umum banyak terjadi,” pungkasnya.