Resonansi: Koalisi Rakyat Lebih Besar

Koalisi Rakyat Lebih Besar
Koalisi Rakyat Lebih Besar
banner 400x400

Oleh: Dadan Supardan, Ketua Relawan Anies P-24 Jawa Barat

Hajinews.id – Sebesar apapun koalisi partai politik (parpol) pengusung calon presiden 2024 tak akan pernah mengalahkan koalisi rakyat. Rakyatlah pemegang kekuasaan sesungguhnya. Dengan demikian, rakyat jangan sekadar menjadi penonton. Pada perhelatan Pilpres 2024 mendatang, rakyat pemilih menjadi penentu pemenang.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Tidak semua rakyat pemilih berafiliasi dengan parpol. Bahkan jumlah yang berafiliasi dengan parpol sangat minoritas. Seperti disampaikan Direktur Eksekutif Indostrategi, Arif Nurul Imam beberapa waku lalu, masyarakat Indonesia yang terafiliasi dengan partai politik hanya kisaran 20 persen. Nah, melihat jumlah tersebut, ketika kekuatan rakyat berkoalisi, sangat menentukan kemenangan bakal calon.

Contoh konkretnya—walaupun tidak memiliki parpol—sosok calon ideal menurut rakyat bisa menjadi bakal calon presiden. Itu bukan hoaks. Akan tetapi sebuah fakta. Jika rakyat sudah tumpah ruah mendukung sosok non parpol, parpolah yang akan menangkap untuk mengusungnya.

Anies Baswedan membuktikan ihwal itu. Ia tidak berparpol tetapi diusung sebagai bakal calon presiden oleh tiga parpol: Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Artinya, rakyat tanpa disadari telah berkoalisi membangun kekuatan.

Kalaulah orang parpol atau tokoh parpol diusung oleh parpol atau gabungan parpol, itu hal lumrah. Lazim. Biasa-biasa saja. Akan tetapi jika sosok nonparpol diusung oleh parpol atau gabungan parpol, itu hal luar biasa.

Dalam konteks pilpres bukan berarti koalisi rakyat menegasikan parpol atau koalisi parpol. Parpol juga sangat menentukan kemenangan. Apalagi jika parpol pengusung berkelas parpol besar.

Selain itu, mekanisme Pemilihan Presiden tidak memungkinkan bakal calon melenggang tanpa diusung oleh parpol atau koalisi parpol. Dalam hal ini, koalisi rakyat akan bersekutu dengan parpol atau gabungan parpol pengusung calon yang diidolakan. Baik secara terang-terangan ataupun dengan diam-diam. Baik secara atraktif maupun dengan gerakan senyap.

Kekuatan rakyat tidak selalu berkerumun berupa penampakan. Tidak harus berdeklarasi. Tidak juga mendapatkan atribut kampanye. Mereka diam-diam turut berkalkulasi kebaikan yang akan didapat. Mereka dengan leluasa dan merdeka akan memilih calon yang diyakininya mampu memberi solusi terkait dengan banyak persoalan. Mereka juga dengan kesadaran dirinya akan turut mempromosikan sosok yang diidolakan.

Ada dua kelompok kekuatan rakyat pemilih. Pertama, kelompok yang sudah memiliki kesadaran yang tinggi pentingnya ikut terlibat dalam pilpres. Kedua, kelompok yang tidak atau belum memiliki kesadaran akan pentingnya ikut terlibat dalam pilpres. Kewajiban kelompok pertamalah untuk mengedukasi dan mengkonsolidasi kelompok kedua agar tergerak untuk berperan aktif dalam pilpres. Dalam kontes ini, Relawan Anies Baswedan masuk ke dalam kelompok kekuatan rakyat pemilih petama.

Terlepas dari semua itu, acuannya sederhana. Rakyat pemilih akan melihat calon presiden yang memiliki gagasan, sepak terjang, kiprah, rekam jejak baik, terobosan, dan kharisma.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *