Kultum 216: Diperlukan Ilmu untuk Memahami Berbagai Amtsal

Ilmu untuk Memahami Berbagai Amtsal
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Pada kultum yang lalu sudah kita baca bahwa ahli ilmu adalah orang ‘ahlul khasyah’. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa “Ahlul khasyah, yang paling takut kepada Allah adalah ulama, ahli ilmu. Adapun rujukan yang disebutkan dalam pernyataan di atas ditujukan kepada ahli ilmu”.

Sementara itu, juga senada dengan pernyataan di atas, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

كَفَى بِخَشْيَةِ اللَّهِ عِلْمًا ،

وَكَفَى بِالاغْتِرَارِ بِاللَّهِ جَهْلا

Artinya:

Rasa takut kepada Allah Ta’ala sudah cukup dikatakan sebagai ilmu. Anggapan bahwa Allah tidak mengetahui perbuatan seseorang, sudah cukup dikatakan sebagai kebodohan (HR. Ibnu Mubarak; Ahmad; Ath-Thabrani; Ad-Darimi; Abu Nu’aim).

Sementara di dalam ayat 8 surat A-Bayyinah bisa kita temukan Allah berfirman,

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ

تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ

فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ

وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

Arinya:

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya, Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (QS. Al-Bayyinah, ayat 8).

Dalam ayat di atas, amalan yang membuat seorang hamba mendapat balasan berupa ‘Jannatu ‘And’, adalah rasa takut kepada tuhannya. Apa yang disampaikan oleh Ibnu Masud di atas pun juga terletak pada kata kunci ‘takut’ kepada Allah Subhanahu wata’ala. Dan ternyata, rasa takut ini dianggap cukup oleh Ibnu Mas’ud sebagai ilmu.

Jika isi dalam pernyataan Ibnu Masud itu dibalik, kita bisa mendapat sebuah ungkapan bahwa “ilmu yang dimiliki seorang hamba bisa memberikan rasa takut kepada Allah”. Lantas kita mungkin bertanya, mengapa demikian? Salah satunya adalah karena untuk bisa memiliki rasa takut, kita harus memahami berbagai perumpamaan yang terdapat di dalam Al-Quran.

Mari kita perhatikan firman Allah berikut ini,

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لِلنَّاسِ مِنْ

كُلِّ مَثَلٍۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ اَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا

Artinya:

Dan sungguh Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini dengan bermacam-macam perumpamaan, tetapi manusia memang yang paling banyak membantah (QS. Al-Kahfi, ayat 54).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *