Kisah Seorang Pria Pemberani Yang Melawan Malaikat Maut Ketika Nyawanya Hendak Dicabut Darinya

Seorang Pria Pemberani Yang Melawan Malaikat Maut
Nabi Musa
banner 400x400
Hajinews.co.id – Setiap nabi dan rasul mempunyai sejarah dan keunikan tersendiri dalam mendakwahkan tauhid. Musa adalah seorang nabi yang terkenal karena keberaniannya. Beberapa riwayat bahkan menyebutkan bahwa Nabi Musa memukul malaikat maut hingga matanya keluar.

Bermula ketika Allah Ta’ala mengutus Malaikat Maut kepada Nabi Musa untuk mencabut nyawanya. Malaikat Maut secara efektif dipukul oleh nabi Musa. Dalam hadits sejarah umat Islam disebutkan bahwa Nabi Musa mencabut mata malaikat maut.

Malaikat maut kemudian mengadu kepada Allah SWT. Tuhan memulihkan mata malaikat maut. Setelah itu, Allah SWT kembali mengutus Malaikat Maut kepada Nabi Musa dan menyampaikan perintah Allah kepada Nabi Musa dengan meletakkan tangannya di punggung lembu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Setiap bulu lembu yang tertutupi oleh tangan nabi Musa berarti adalah umur nabi Musa satu tahun. Maka Malaikat Maut menyampaikan hal itu kepada nabi Musa. Dan nabi Musa pun melaksanakan perintah Allah itu. Setelah itu, nabi Musa menyadari bahwa waktu kematiannya telah tiba.Sebelum meninggal, nabi Musa memohon kepada Allah agar jasadnya dikuburkan dekat tanah yang suci (Baitul Muqaddas).

حَدَّثَنَا مَحْمُودٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أُرْسِلَ مَلَكُ الْمَوْتِ إِلَى مُوسَى عَلَيْهِمَا السَّلَام فَلَمَّا جَاءَهُ صَكَّهُ فَرَجَعَ إِلَى رَبِّهِ فَقَالَ أَرْسَلْتَنِي إِلَى عَبْدٍ لَا يُرِيدُ الْمَوْتَ فَرَدَّ اللَّهُ عَلَيْهِ عَيْنَهُ وَقَالَ ارْجِعْ فَقُلْ لَهُ يَضَعُ يَدَهُ عَلَى مَتْنِ ثَوْرٍ فَلَهُ بِكُلِّ مَا غَطَّتْ بِهِ يَدُهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ سَنَةٌ قَالَ أَيْ رَبِّ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ثُمَّ الْمَوْتُ قَالَ فَالْآنَ فَسَأَلَ اللَّهَ أَنْ يُدْنِيَهُ مِنْ الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ رَمْيَةً بِحَجَرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَوْ كُنْتُ ثَمَّ لَأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَانِبِ الطَّرِيقِ عِنْدَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Mahmud telah menceritakan kepada kami ‘Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Ibnu Thawus dari bapaknya dari Abu Hurairah r.a. berkata,: “Suatu hari malaikat maut diutus kepada Musa ‘alaihissalam. Ketika menemuinya, (Nabi Musa ‘alaihissalam) memukul matanya. Maka malaikat maut kembali kepada Rabbnya dan berkata,: “Engkau mengutusku kepada hamba yang tidak menginginkan mati”. Maka Allah membalikkan matanya kepadanya seraya berfirman: “Kembalilah dan katakan kepadanya agar dia meletakkan tangannya di atas punggung seekor lembu jantan, yang pengertiannya setiap bulu lembu yang ditutupi oleh tangannya berarti umurnya satu tahun”. Nabi Musa ‘alaihissalam bertanya: “Wahai Rabb, setelah itu apa? Allah berfirman: “Kematian”. Maka Nabi Musa ‘alaihissalam berkata,: “Sekaranglah waktunya”. Kemudian Nabi Musa ‘alaihissalam memohon kepada Allah agar mendekatkannya dengan tanah yang suci (Al Muqaddas) dalam jarak sejauh lemparan batu”. Abu Hurairah r.a berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seandainya aku kesana, pasti akan aku tunjukkan kepada kalian keberadaan kuburnya yang ada di pinggir jalan di bawah tumpukan pasir merah”. (HR. Bukhari).

Dalam hadits lainnya:

و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ عَبْدٌ أَخْبَرَنَا و قَالَ ابْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أُرْسِلَ مَلَكُ الْمَوْتِ إِلَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام فَلَمَّا جَاءَهُ صَكَّهُ فَفَقَأَ عَيْنَهُ فَرَجَعَ إِلَى رَبِّهِ فَقَالَ أَرْسَلْتَنِي إِلَى عَبْدٍ لَا يُرِيدُ الْمَوْتَ قَالَ فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيْهِ عَيْنَهُ وَقَالَ ارْجِعْ إِلَيْهِ فَقُلْ لَهُ يَضَعُ يَدَهُ عَلَى مَتْنِ ثَوْرٍ فَلَهُ بِمَا غَطَّتْ يَدُهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ سَنَةٌ قَالَ أَيْ رَبِّ ثُمَّ مَهْ قَالَ ثُمَّ الْمَوْتُ قَالَ فَالْآنَ فَسَأَلَ اللَّهَ أَنْ يُدْنِيَهُ مِنْ الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ رَمْيَةً بِحَجَرٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَوْ كُنْتُ ثَمَّ لَأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَانِبِ الطَّرِيقِ تَحْتَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ

Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi’ dan Abad bin Humaid. Abad berkata: Telah mengabarkan kepada kami sedangkan Ibnu Rafi’ berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq. Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Ibnu Thawus dari bapaknya dari Abu Hurairah, dia berkata; “Malaikat maut diutus (oleh Allah Allah Azza Wa Jalla) kepada Musa, maka ketika ia tiba di hadapannya, Musa langsung memukulnya hingga dia mencongkel matanya, lalu ia kembali kepada Tuhannya Allah Azza Wa Jalla seraya berkata: ‘Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba yang tidak menginginkan (disegerakan) kematiannya.’” Abu Hurairah berkata; “Maka Allah Azza Wa Jalla mengembalikan matanya dan berfirman: ‘Kembalilah dan katakan padanya agar ia meletakkan tangannya di atas punggung sapi, maka pada setiap bulu yang ia sentuh dengan tangannya akan ditangguhkan satu tahun dari umurnya, ‘ maka Musa berkata; ‘Wahai Tuhanku kemudian apa lagi setelah itu? ‘ Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kemudian akan datang kematian.’ Musa berkata; ‘Kalau begitu sekarang saja.’ Lalu iapun memohon kepada Allah agar (kuburnya) didekatkan dengan bumi Qudus dengan jarak sejauh lemparan batu.” Abu Hurairah berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Jika saya ada di sana niscaya akan saya beritahukan kepada kalian letak kuburannya, yaitu pada sisi jalan di bawah pasir yang merah.” (HR. Muslim).

Imam Qurthubi juga menuliskan hadits ini dalam kitab At Tadzkirah halaman 309 yang diterbitkan Maktabah Darul Minhaj halaman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *