Kisah Abu Nawas: Dapat Memindahkan Istana Ke Puncak Gunung, Membuat Raja Terpesona

Memindahkan Istana Ke Puncak Gunung
Istana
banner 400x400

Hajinews.co.idAbu Nawas melakukan keajaiban nyata dengan berhasil memindahkan istana kerajaan ke puncak gunung. Semua bermula ketika raja ingin istananya berada di Puncak gunung agar bisa mengamati aktivitas rakyatnya sambil menikmati pemandangan yang indah.

Raja tidak menganggap keinginannya  mustahil karena ada orang cerdas di negerinya  yaitu Abu Nawas. Baginda segera memerintahkan para pengawal untuk membawa Abu Nawas dari rumahnya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Abu Nawas, engkau harus memindahkan istanaku ke Puncak gunung,” ucap Raja, dinukil dari nu.or.id, Sabtu (21/10/2023).

“Kenapa Paduka yang mulia?” tanya Abu Nawas.

“Biar aku bisa leluasa melihat negeriku,” jawab Raja.

Abu Nawas bersedia, tetapi tidak berkata apa pun kepada Baginda Raja. Ia hanya berpikir bagaimana bisa memindahkan istana ke Puncak gunung.

Setelah beberapa hari, Abu Nawas menemukan siasat kemudian menghadap Raja. Intinya, Abu Nawas ingin istana kosong dari orang-orang, begitu juga dengan masyarakat di sekitar istana.

Ia ingin seluruh rakyat dikumpulkan di lapangan. Abu Nawas meminta kepada Baginda Raja bahwa momen pemindahan istana ke Puncak gunung dilakukan pada hari raya Idul Adha atau idul kurban.

Seluruh masyarakat dikumpulkan ke tengah lapangan untuk menyaksikan penyembelihan hewan kurban sekaligus mendapatkan daging kurban.

“Maaf Baginda Raja, apakah seluruh penghuni istana dan masyarakat sekitar istana sudah kosong?” tanya Abu Nawas.

“Ya, sudah kosong, mereka berbondong-bondong ke tengah lapangan semua sesuai permintaanmu,” kata Raja.

Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. Ia berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu.

Abu Nawas, segera pindahkan istanaku. Apalagi yang engkau tunggu?” ujar Raja.

“Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir di lapangan untuk diletakkan di atas pundak hamba,” ucap Abu Nawas.

Allahu a’lam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *