Hajinews.id- Pahala haji dan umrah begitu menggoda. Siapa mukmin yang tak tertarik ke sana. Tapi apa daya suasana belum memungkinkan terlaksana.
Tapi bukan berarti menyerah tanpa usaha. Selalu dalam Islam ada solusi tetap berpahala. Bila haji dan umrah terkendala. Masih bisa diganti dengan pahala yang sama.
Salat Subuh dan duduk berdzikir setelahnya. Hingga matahari terbit beberapa lama. Kemudian salat dua rakaat senilai itu semua.
Bahkan Rasulullah menyebut pahala haji dan umrahnya sempurna. Di bulan Ramadan fasilitas 700 kali lipat bekerja.
Tapi jangan tanya tantangan yang ada. Yang besar secara pahala. Besar pula tantangan di depan mata. Sepadan dan senilai secara harga.
Habis subuh waktu kantuk mendera. Ditambah dengan sebelumnya sahur penuh selera. Membentuk sebentuk ajakan untuk tidur lagi sulit ditolak menggoda.
Pingin sambil Alquran dibaca. Barang satu juz dicoba. Tapi tulisan mushafnya, seakan salto menari ingin lari saja. Nguantuk luar biasa.
Buat dzikir pagi tak jauh beda. Awalnya dzikir, akhirnya entah kemana. Sambil duduk ataupun berdiri nyaris sama. Ngantuk tetap berkuasa.
Lawanlah dengan doa. Ajaklah sesorang menjadi mitra. Kalau berdiri masih kalah dengan serangan kantuk, berjalan juga nggak apa-apa.
Ndak bisa di masjid dilakukan bisa di musala. Keduanya ndak bisa. Di rumah juga nggak mengapa. Tetap berpahala dengan segala cara.
Alangkah mudah dan indah berilmu untuk beramal cerdas menjelma. Mengantar kepada amal istimewa. Sekalipun dalam keterbatasan yang ada.
Tetaplah beramal taqwa. Dan terus tingkatkan taqwa. Biarlah wilayah Allah menghadirkan makhroja. Dari musibah yang menguji dunia.
Selamat beramal taqwa. Semoga mendapat anugerah makhroja. Dan rezeki yang tiada tara dan tak berjeda.
(Oleh: Ustadz Umar Faqihuddin SPdI)
