Mana yang Paling Sehat, Tidur dengan Lampu Menyala atau Mati?

Tidur dengan Lampu Menyala atau Mati
Tidur

Hajinews.co.id – Tipe orang yang sedang tidur ada dua, yaitu tidur dengan lampu menyala dan tidur dengan lampu menyala atau mati.

Bagi yang terbiasa tidur dalam kegelapan, akan sulit tidur di ruangan atau ruangan yang terang.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sebaliknya, seseorang yang tidur dengan lampu menyala akan kesulitan tidur di ruangan gelap.

Lalu mana yang lebih sehat bagi tubuh, tidur dengan lampu menyala atau mati?

Tidur dengan lampu menyala

Dikutip dari Sleep Foundation, tidur dengan lampu menyala dapat memengaruhi kualitas tidur dan meningkatkan risiko masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung.

Masalah-masalah ini mungkin disebabkan oleh gangguan siklus tidur-bangun internal seseorang yang sangat dipengaruhi oleh paparan cahaya.

Gangguan pada siklus tidur-bangun dapat mengubah cara tubuh mengatur energi, serta menjaga fungsi jantung dan pembuluh darah.

Penelitian awal menunjukkan, cahaya redup sekalipun saat tidur dapat memengaruhi fungsi jantung.

Tidur dengan lampu menyala terbukti meningkatkan detak jantung dan risiko tekanan darah tinggi pada beberapa kelompok. Perubahan ini meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung.

Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami mengapa paparan cahaya berdampak besar pada kesehatan jantung.

Oleh karena itu, tidur dalam kegelapan merupakan hal terbaik dan lebih dianjurkan, dibandingkan tidur dengan lampu menyala.

Kendati demikian, ada beberapa kasus di mana menyalakan lampu mungkin bermanfaat.

Misalnya, anak-anak atau orang dewasa yang takut gelap mungkin perlu menggunakan lampu malam untuk membantunya rileks dan tidur.

Efek fisiologis cahaya

Sebuah penelitian kecil yang melibatkan 20 orang mengukur efek fisiologis dari 100 lux cahaya buatan pada orang dewasa sehat saat sedang tidur.

Untuk penelitian ini, semua peserta menghabiskan malam pertama mereka dengan tidur di ruangan yang sebagian besar gelap.

Malam berikutnya, separuh dari mereka tidur di ruangan yang lebih terang, dikutip dari NPR.

Sementara itu, para peneliti melakukan tes pada orang yang tidur, yakni mencatat gelombang otak, mengukur detak jantung, dan mengambil darah setiap beberapa jam.

Di pagi hari, mereka memberi kedua kelompok gula dalam dosis besar untuk melihat seberapa baik sistem mereka merespons lonjakan tersebut.

Hasilnya, beberapa perbedaan jelas terlihat di antara kedua kelompok tersebut.

Berbeda dengan mereka yang menghabiskan dua malam dalam kegelapan, kelompok yang terpapar cahaya mengalami peningkatan detak jantung sepanjang malam.

Mereka juga mengalami peningkatan resistensi insulin di pagi hari, yang berarti mereka lebih kesulitan mendapatkan gula darah ke kisaran normal.

Tidak semua orang bisa tidur tanpa lampu menyala. Namun, ada cara untuk mengurangi dampak cahaya buatan pada tidur.

Beralih menggunakan lampu merah di malam hari dibandingkan lampu putih atau biru dapat membantu kesehatan Anda.

Pasalnya, lampu merah tidak mengganggu jam internal tubuh.

Selain itu, cahaya alami di siang hari sama pentingnya dengan mengurangi cahaya terang di malam hari dalam hal kesehatan tidur.

Para ahli menyarankan untuk mendapatkan paparan sinar Matahari alami selama satu jam setiap pagi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *