Pidato Keras Diplomat Wanita Palestina, Tuding AS Pura-pura Dukung Palestina

banner 400x400

Hajinews.co.id – Perwakilan diplomatik Palestina menyampaikan pidato yang menyindir pemerintah Amerika Serikat (AS) yang terus mendukung Israel dalam perang melawan Hamas, namun juga mengklaim mendukung warga sipil Palestina. Washington dituding hanya berpura-pura mendukung warga sipil Palestina.

Pidato bernada keras itu disampaikan oleh Nada Abu Tarbush, seorang diplomat wanita yang menjabat Sekretaris Pertama pada Misi Pengamat Tetap Negara Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat berbicara dalam forum PBB membahas situasi Jalur Gaza sepekan lalu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Amerika Serikat tidak bisa berpura-pura untuk mendukung warga sipil Palestina di Gaza. Amerika Serikat tidak bisa berpura-pura, ketika Amerika Serikat baru saja menyetujui paket bantuan militer tambahan sebesar US$ 14,5 miliar ke Israel, saat Israel menghujam warga sipil Palestina, yang kebanyakan adalah pengungsi dan anak-anak,” ucap Tarbush dalam pidatonya.

Potongan video yang menunjukkan pidato Tarbush itu diposting oleh Duta Besar dan Kepala Misi Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, dalam akun resmi media sosial X miliknya. Video pidato Tarbush itu sendiri menjadi viral di media sosial, dan hingga berita ini dimuat, tercatat telah ditonton lebih dari 365.000 kali.

Dalam pidatonya, Tarbush juga menyinggung soal rencana Washington mengirimkan bom presisi senilai US$ 320 juta ke Israel. Rencana pengiriman bom presisi ini pertama dilaporkan oleh media terkemuka AS, Wall Street Journal, dalam laporannya.

“Bisakah Amerika Serikat menjelaskan bagaimana hal ini sejalan dengan kewajibannya di bawah hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi, terlebih dengan komitmennya berdasarkan Deklarasi Politik tentang Penggunaan Senjata Peledak di Kawasan Berpenduduk?” tanya Tarbush dalam pidatonya.

Lebih lanjut, Tarbush kemudian menyinggung soal profit yang didapatkan AS sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu, setelah Hamas menyerang Israel. Disebutkan oleh Tarbush bahwa nilai pasar produsen senjata AS meningkat tajam sejak perang pecah.

“Tidak mengherankan jika harga saham produsen senjata telah meroket selama beberapa waktu terakhir dan terus meningkat, ketika Israel membombardir Gaza,” sebutnya.

“Sebagai contoh, nilai pasar produsen senjata terbesar AS meningkat lebih dari US$ 23 miliar setelah tanggal 7 Oktober, dan tidak bisa disangkal bahwa Amerika Serikat mendapatkan keuntungan dari perang sepanjang sejarahnya,” ucap Tarbush dalam pidatonya.

Bahkan, lanjut Tarbush dalam pidatonya, hanya ada selang waktu 15 tahun sepanjang sejarah AS ketika negara adidaya itu tidak berperang dengan negara lain. “Resapi itu, hanya 15 tahun dalam seluruh sejarah Amerika Serikat,” sebutnya.

Terakhir, Tarbush menegaskan bahwa seharusnya tidak ada satu pihak pun yang dibiarkan mendapatkan profit dari pembunuhan warga sipil dalam perang.

“Tidak satu pihak pun, baik Israel, Amerika Serikat, maupun produsen senjata yang diperbolehkan mengambil keuntungan dari pembunuhan atau membuat cedera warga sipil Palestina,” cetusnya.

“Jadi tidak, Anda tidak bisa mengatakan, Anda mendukung warga sipil Palestina sampai Anda berhenti mengirim senjata ke Israel saat Israel melakukan genosida,” tegas Tarbush dalam pidatonya menyindir AS.

Belum ada komentar AS atas pidato Tarbush tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *