6 Salat Sunnah Yang Pahalanya Besar

6 Salat Sunnah Yang Pahalanya Besar
Salat Sunnah

Hajinews.co.id – Ada banyak jenis Salat sunnah di dalam ubudiyah Islam. Salah satunya dapat diuraikan secara detail berdasarkan Salat-Salat sunnah yang ada pada waktu-waktu tertentu.

Dalam “Fikih Manhaji”, Imam Syafii telah menguraikan sejumlah Salat sunnah berdasarkan waktu-waktu tertentu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pertama, Tahiyyatul Masjid. Salat tahiyyatul masjid jumlahnya dua rakaat dan dilakukan sebelum duduk tiap kali masuk masjid. Dalilnya adalah hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, “Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka jangan duduk sebelum Salat dua rakaat,”.

Salat tahiyyatul masjid juga dapat dilakukan dengan Salat fardhu atau Salat sunnah lain karena tujuannya adalah agar tidak langsung duduk ketika masuk masjid sebelum Salat dilangsungkan.

Kedua, Witir. Salat witir hukumnya adalah sunnah muakad. Disebut witir karena diakhiri dengan satu rakaat yang berbeda dengan Salat-Salat lain. Imam At-Tirmidzi dan lainnya meriwayatkan bahwa Sayyidina Ali berkata, “Salat witir tidak harus seperti Salat wajib yang kalian lakukan, tapi Rasulullah SAW menyunahkannya.”

Adapun waktu Salat witir adalah setelah Salat Isya hingga terbit fajar. Namun lebih baik menangguhkannya hingga menjadi akhir dari Salat malam. Hal ini sebagaimana sabda Nabi, “Allah SWT menganugerahi kalian sebuah Salat yang lebih baik daripada unta merah. Salat itu adalah Salat witir yang waktunya Dia sediakan untuk kalian antara Salat Isya dengan terbitnya fajar.”

Imam Syafii menjelaskan bahwa Salat witir dikerjaan sebanyak satu rakaat tapi makruh jika hanya melakukan itu. Salat witir yang sempurna setidaknya dilakukan tiga rakaat; dua rakaat digabung dan satu rakaat dipisah. Sedangkan Salat witir yang paling sempurna adalah 11 rakaatt; dikerjaan tiap dua rakaah salam dan ditutup dengan satu rakaat.

Ketiga, Salat malam (tajahud). Salat tahajud hanya bisa dilakukan setelah bangun tidur. Salat malam ini merupakan Salat yang disunahkan dengan bilangan rakaat tak terhingga dan dilaksanakan setelah bangun tidur sebelum fajar.

Adapun dalilnya adalah Alquran Surah Al-Isra ayat 79, Allah berfirman, “Wa minallaili fatahajjad bihi naafilatan laka asa an yab’asaka Rabbuka maqaaman mahmuda.” Yang artinya, “Dan pada sebagian malam, lakukanlah Salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”

Keempat, Salat dhuha. Salat dhuha minimal dilakukan dua rakaat dan maksimal delapan rakaat. Abu Hurairah berkata, “Kekasihku (Nabi SAW) berpesan kepadaku soal tiga hal; puasa tiga hari tiap bulan, Salat dhuha dua rakaat, dan Salat witir sebelum pe pembaringan, yakni sebelum tidur.”

Waktu penjelasan Salat dhuha adalah sejak matahari naik hingga condong ke barat, tapi yang lebih utama adalah setelah seperempat siang.

Kelima, Salat istikharah. Salat istikharah merupakan Salat dua rakaat yang dilaksanakan di luar waktu makruhnya Salat. Salat ini disunahkan bagi seseorang yang mengharapkan suatu hal yang dibolehkan, tapi ia tidak tahu apakah itu baik baginya. Usai Salat, ia dianjurkan untuk membaca doa ma’tsur dari Nabi. Apabila ia merasa dicerahkan Allah, maka ia dapat melanjutkan apa yang diniatkannya. Jika tidak, ya tidak.

Keenam, Salat sunnah mutlak (tanpa nama dan tak ditentukan waktunya). Maksudnya adalah Salat sunnah yang dilakukan pada waktu yang tidak ditentukan. Tapi bukan pada waktu dilarangnya Salat.

Perlu diketahui meskipun Salat sunnah ini bersifat mutlak, disunahkan juga untuk melakukan salam setiap dua rakaat; siang ataupun malam. Dalilnya adalah hadis Imam Bukhari dan Imam Muslim, “Salat malam itu dua-dua.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *