JK Mengaku Heran Keputusan Pemindahan Ibu Kota Negara, Awalnya Tidak Ada Dialog dan Penelitian

Keputusan Pemindahan Ibu Kota Negara
Jusuf Kalla dan Anies Baswedan

Hajinews.co.idWakil Presiden Republik Indonesia (Wapres) ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK yang juga Ketua Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI mengaku sama sekali tidak dilibatkan dalam pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) di Kalimantan.

Hal itu disampaikan Jusuf Kalla usai menjelaskan alasan kekhawatirannya terhadap proses pemindahan ibu kota negara. Diketahui, proses pemindahan ibu kota sudah berlangsung selama dua tahun.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Adapun JK mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang juga mengkritisi pemindahan ibu kota negara ke IKN. Lalu, berjanji mengevaluasi pemindahan tersebut jika terpilih pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

“Enggak tahu. Tiba-tiba saja (ibu kota) pindah. Tidak ada kesempatan untuk buat dialog atau diskusi, enggak ada,” kata JK dalam program Gaspol! Kompas.com yang tayang di kanal YouTube Kompas.com, Selasa (23/1/2024).

Kemudian, JK mengungkapkan, dirinya yang saat itu masih menjabat sebagai wakil presiden meminta sejumlah menteri menjelaskan apa alasannya memindahkan ibu kota negara.

JK mengaku bahwa hanya dirinya yang bertanya tentang urgensi pemindahan ibu kota ke Kalimantan.

Menteri-menteri di kabinet saat itu pun menjelaskan bahwa alasan pindah ibu kota adalah mencari titik tengah Indonesia yang dinilai berada di Kalimantan Timur, yaitu Penajam Paser Utara.

“Saya tanya ke Sri Mulyani (Menteri Keuangan), katanya, ‘Kan bapak juga hadir’. Iya ingat. Saya tanya, apa alasannya pindah? Dia bilang supaya di tengah. Saya bilang kalau mau di tengah Indonesia ya Sulawesi, di Majene. Kalau mau di tengah ya,” ujar JK.

Politikus senior Partai Golkar ini juga berpandangan, sepengetahuannya sejauh ini negara-negara yang memindahkan ibu kota justru memilih daerah yang lebih sejuk.

Namun, JK heran karena pemerintah memindahkan ibu kota negara justru ke daerah yang lebih panas cuacanya.

Oleh karena itu, JK berkelakar bahwa yang membuat cuaca panas di IKN karena berada di garis khatulistiwa ditambah dengan banyaknya tambang batubara.

“Kenapa panas? Karena di atasnya khatulistiwa, di bawahnya batubara,” ujar JK seraya tertawa.

Di lain sisi, JK mengungkapkan, sepengetahuannya pemindahan ibu kota negara tidak berdasarkan proses penelitian dengan matang di awal.

“Saya waktu itu memang masih di pemerintahan. Tidak pernah ada studi, yang kita tahu. Tidak ada studi yang lengkap dengan penelitian, di mana pindahnya. Mestinya kan butuh penelitian bagaimana airnya. Tidak ada (penelitian). Malah belakangan. jadi Masyaallah,” kata JK.

Sumber: kompas

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *