Gejayan Memanggil, Apa Isi Tuntutan dan Siapa Demonstrannya?

Hajinews.co.id — Aksi Gejayan Memanggil Kembali digelar hari ini, Senin, 12 Februari 2024 pukul 13.00 WIB. Massa demonstrasi akan bergerak dari titik kumpul di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) menuju perempatan Jalan Gejayan, Yogyakarta. Lantas, apa isi tuntutan Gejayan Memanggil Kembali? Siapa pula massa demonstrannya?

Aksi Gejayan Memanggil Kembali disebut juga dengan Aksi Se-Jagad (Jaringan Gugat Demokrasi). Massa demonstrasinya terdiri dari seluruh elemen masyarakat, buruh, tani, mahasiswa, akademisi, dan tokoh agama.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Melansir pengumuman yang diunggah melalui akun Instagram Aliansi Rakyat Bergerak @gejayanmemanggil pada hari ini, Senin (12/2/2024), massa demonstrasi diminta untuk membawa alat bunyi-bunyian berupa kentongan, panci, dan lain sebagainya, untuk menandakan situasi bahaya demokrasi.

Kemudian, massa demonstrasi juga dianjurkan untuk menyembunyikan identitas selama demonstrasi berlangsung, disertai dengan membawa sejumlah peralatan pribadi berupa payung, topi, jaket, obat pribadi, pasta gigi, botol minum, masker, hand sanitizer. Apa

 

Isi Tuntutan Gejayan Memanggil?

Tuntutan utama dari aksi Gejayan Memanggil Kembali adalah “Hancurkan dan Adili Rezim Jokowi Selamatkan Demokrasi”. Aksi ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mempreteli kekuasaan Jokowi.

Menurut postingan Instagram Aliansi Rakyat Bergerak @gejayanmemanggil, aksi ini merupakan bentuk perlawanan dari masyarakat terkait kecurangan dalam Pemilu/Pilpres 2024 yang didalangi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia dinilai telah melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematik, dan masif. Praktik-praktik Pemilu kotor dipertontonkan secara telanjang oleh Jokowi, para calon pemimpin, maupun partai-partai pengusung.

Jokowi telah melanggar etika dan moral secara terang-terangan, dan mengesankan bahwa dia sedang melawan arus menghadapi suara kritis masyarakat. Jokowi dan kroni-kroninya dinilai telah membunuh demokrasi dengan sadis di akhir masa jabatannya.

Bersamaan dengan hal itu, disebutkan pula bahwa di masa pemerintahan Jokowi, pengelolaan pembangunan semakin amburadul, kemiskinan rakyat tak pernah diatasi, ruang hidup terampas, dan pendidikan semakin mahal. Pelanggaran HAM juga tidak pernah selesai, bahkan terus bertambah.

Untuk itu, Gejayan Memanggil Kembali digelar karena demokrasi Indonesia tengah berada dalam kondisi darurat. Otoritarianisme telah mencengkeram demokrasi rakyat.

Sebelumnya, Aliansi Rakyat Bergerak pada Sabtu, 16 Desember 2023 telah merilis Nawa Bencana Jokowi, meliputi:
Memerosotkan demokrasi, melanggengkan represi;

  1. Merawat nepotisme, menerobos konstitusi;
  2. Menghancurkan bumi, melestarikan eksploitasi;
  3. Merusak Indonesia dari pinggiran;
  4. Disfungsi pemberantasan korupsi;
  5. Biaya pendidikan naik, rakyat tercekik;
  6. Kerja,kerja, kerja, dikerjain!;
  7. PSA: Proyek Sengsara Nasional;
  8. Food estate: Menyongsong katastrofi pangan.

sumber

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *