Kultum 363: Kedutan Mata Bukan Pertanda Buruk

Kedutan Mata Bukan Pertanda Buruk
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Seorang peserta pengajian bertanya kepada pemateri pada sesi tanya-jawab sebagai berikut. Mata kanan saya berkedut lebih dari seminggu belakangan ini. Beberapa orang mengatakan kepada saya bahwa ini adalah pertanda buruk. “Bapak pemateri yang terhormat, apa bisakah Bapak jelaskan kepadaa saya?” Pertanyaan ini dijawab pemateri sebagai berikut.

Tidak ada hubungan antara kedutan mata dan nasib buruk. Melainkan ini adalah semacam takhayul yang harus diwaspadai oleh seorang Muslim. Tidak ada juga hubungan antara apa yang anda sebutkan tentang kedutan mata anda dan nasib buruk. Justru ini adalah semacam takhayul yang harus diwaspadai oleh setiap Muslim, karena itu adalah salah satu tindakan Jahiliyyah.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kepercayaan takhayul pada pertanda buruk dan dia mengatakan bahwa ini adalah bentuk syirik kecil yang jelas bertentangan dengan tauhid yang harus kita percayai. Ini karena takhayul adalah tipuan yang digunakan syetan untuk menimbulkan ketakutan dan membisikkan ke dalam hati manusia. Yang dimaksud dengan takhayul di sini adalah tentang sesuatu yang dilihat, didengar, atau diketahui sebagai pertanda buruk.

Larangan takhayul Nabi disebutkan dalam lebih dari satu hadits, misalnya, Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, yang mengatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Tidak ada ‘adwa (penularan kecuali dengan kehendak Allah) dan tidak ada tiyarah (kepercayaan takhayul pada pertanda burung)” (HR. al-Bukhari, no. 5757; Muslim, no. 102). Semantara itu, Abu Dawud (no. 3910) dan al-Tirmidzi (no. 1614) meriwayatkan, dalam sebuah laporan yang digolongkan sebagai sahih oleh al-Tirmidzi, bahwa Ibn Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiyarah adalah syirik, tiyarah adalah syirik”, tetapi tidak ada seorang pun di antara kami yang melainkan Allah menghilangkannya dengan bertawakal kepada-Nya”. Kata-kata “tidak ada seorang pun di antara kami yang – – -” adalah kata-kata Ibn Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, bukan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Artinya, tidak ada seorang pun di antara kita yang tidak mengalami semacam tiyarah dan takhayul di dalam hatinya, tetapi Allah menghilangkannya dari hati melalui orang yang bertawakal kepada-Nya dan menyerahkan urusannya kepada-Nya.

Selain itu, Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada ‘adawa dan tidak ada tiyarah, tapi saya suka optimisme”. “Apa itu optimisme?” Dia bersabda, “Kata yang bagus” (HR. al-Bukhari, no. 5756; Muslim, no. 2220). Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa takhayul itu haram dan memperingatkan terhadapnya, karena melibatkan hati yang melekat pada sesuatu selain Allah. Setiap orang yang meyakini bahwa suatu hal dapat mendatangkan manfaat atau mendatangkan mudharat padahal Allah tidak menyebabkannya, telah melakukan dosa syirik kecil, dan telah membukakan pintu bagi syetan untuk membuatnya takut dan menyebabkan kerugian mental fisik atau finansial.

Oleh karena itu Pemberi Hukum melarang takhayul dan menyatakannya salah, dan memberi tahu kita bahwa itu tidak memiliki efek, tidak membawa manfaat atau mencegah bahaya. Setelah anda memahami ini, maka jika pikiran seperti itu muncul pada anda, anda harus takut kepada Allah dan menaruh kepercayaan anda kepada-Nya dan mencari bantuan-Nya. Anda seharusnya tidak memperhatikan pikiran-pikiran buruk dan gagasan-gagasan yang salah ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *