Pelatihan Mancing dan Bikin Makaroni di Program Prakerja Tak Berguna

Program mancing yang masuk program Kartu Prakerja. (Foto: net )
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id – Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyarankan agar materi-materi pelatihan daring atau online program Kartu Prakerja disesuaikan kembali dan ditata ulang sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha dan industri saat kondisi usai pandemi Covid-19.

“Materi-materi pelatihan Kartu Prakerja harus kita sesuaikan dan ditata ulang,” tegas Bhima dalam diskusi online di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Menurut Bhima, secara konten Kartu Prakerja saat ini tak sesuai dengan peningkatan skill seperti training memancing, manajemen stress atau membuat makaroni keju. Padahal tujuan materi Kartu Prakerja adalah meningkatkan skill tenaga kerja secara luas.

Dengan demikian para pelaku usaha dan industri yang ingin merekrut lulusan Kartu Prakerja akan menjadi ragu, karena konten-konten pelatihan Kartu Prakerja tak sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. “Padahal tujuan akhir dari Kartu Prakerja ini adalah menciptakan lapangan kerja pascapandemi Covid-19,” tegas Bhima.

Kritikan tajam program Kartu Prakerja juga dilontarkan Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Sukamta. Ia menyebut program pelatihan online yang ada di kartu tersebut tak tepat sasaran dan asal-asalan. Contohnya, salah satu platform digital menyediakan pelatihan berupa paket dasar memancing dan kelautan. Tetapi, peserta tak diajari secara langsung bagaimana cara memancing.

Sukamta mengungkapkan peserta hanya sekadar melihat video tutorial, dan juga tidak diberikan modal berupa alat pancing. “Ini kan jelas pembodohan rakyat dengan pelatihan secara online senilai 5,6 triliun,” kata Sukamta lewat keterangan tertulis, Sabtu (2/5/2020).

Lagipula, kata Sukamta, pelatihan online yang disediakan perusahaan digital mitra pemerintah ini ternyata juga mudah didapatkan secara gratis di berbagai situs internet. Skema pelatihan quick fix model digital ini, menurut Sukamta, juga tak bisa menjawab kebutuhan tenaga terampil di daerah karena tak semua masyarakat dapat mengakses internet dengan mudah.

Sebelumnya Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyebutkan terdapat 8,6 juta orang yang telah mendaftar program Kartu Prakerja. Denni mengatakan jumlah itu menunjukkan bahwa program Kartu Prakerja semakin dikenal oleh masyarakat secara luas serta keberhasilan pemerintah dalam menyediakan mekanisme pendaftaran yang mudah untuk diakses.

Denni menyebutkan untuk gelombang pertama jumlah peserta yang diterima sebanyak 168.111 dan gelombang kedua sejumlah 288.154 orang. Pemerintah juga telah melakukan transfer dana sebanyak Rp3,55 juta kepada 288.154 peserta yang lolos Program Kartu Prakerja gelombang kedua.

Ia mengaku optimistis bahwa program Kartu Prakerja akan semakin mampu menjangkau masyarakat Indonesia secara lebih luas ke depannya sehingga mereka bisa meningkatkan kualitas dan siap mencari kerja. (rah/berbagai sumber)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *