Kapan Janin Bisa Mendengar? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad Tentang Tahapan Kehidupan Calon Bayi

Kapan Janin Bisa Mendengar?
Kapan Janin Bisa Mendengar?
banner 400x400

Hajinews.co.idPenasaran kapan janin mendengar di dalam kandungan? ini penjelasan Ustadz Abdul Somad.

Janin sudah bisa mendengar bahwa inilah tahapan atau proses sebentar lagi kelahiran bayi di bumi.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dalam Islam, Allah SWT tiupkan ruh saat janin berusia 120 hari atau empat bulan.

Kapan janin bisa mendengar di dalam rahim?

Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang tahapan kehidupan calon bayi dalam kandungan yang dimuat di YouTube Da’i Kampus pada Minggu (24/3/2024).

Ustadz yang sering disebut dengan UAS ini menyebut alam kehidupan manusia yang kedua, yakni alam rahim.

Menurutnya, rahmat menempati alam kedua setelah nafas ruh yang dihembuskan oleh malaikat dari Allah SWT.

“Lalu kemudian dari alam ruh tadi, pindah masuk ke alam yang kedua, disebut Alam Rahim,” kata Ustaz Abdul Somad, Sabtu (2/3/2024).

Ustadz Abdul Somad menjelaskan nama Rahim ialah diambil dari Asmaul Husna.

Asmaul Husna sendiri merupakan nama-nama yang baik dimiliki Allah SWT.

“Rahim diambil dari Asmaul Husna ‘Walillahil asmaulhusna’ Allah punya nama-nama yang baik,” terangnya.

Ustadz Abdul Somad pun menyebutkan keagungan nama Rahim yang menjadi alam kedua bagi janin setelah ditiupkannya ruh.

Menurutnya, Alam Rahim merupakan alam kedua yang menjaga janin dalam kandungan ibu hamil selama 9 bulan 10 hari.

“Bismillahirrahmanirrahim ‘Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’ sebagai mana sayangnya Rahman begitulah sayangnya Rahim, menjaga janin dalam perut ibu-ibu selama 9 bulan 10 hari,” jelasnya.

Bahkan menurut UAS di fase itu merupakan tahapan di mana manusia masih bukan siapa-siapa.

“Ada masa manusia itu bukan siapa-siapa bukan apa-apa, belum ada nama, belum ada jabatan, sedangkan nama awakmu pun orang lain yang memberi nama,” ujarnya.

Namun, Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa di fase alam rahim itu janin sudah dapat mendengar ataupun melihat.

“Inna khalaqnal insaan, ‘Kami ciptakan manusia’, min nuthfatin ‘maaf nuthfah atau sperma’, amsaajin ‘yang bercampur dengan sel ovum sel telur’, faja’alna hu sami’am basyiraa ’lalu kami jadikan janin itu mendengar dan memandang’,” paparnya.

“Maka janin yang ada dalam dalam perut sudah bisa mendengar sudan bisa memandang,” tambahnya.

Pada fase itulah janin berkembang di dalam kandungan ibu hamil.

Setelah ada di fase alam rahim, UAS menyebutkan janin tersebut akan lahir ke alam ketiga yaitu dunia.

“9 bulan 10 hari anak pun lahir ke dunia, pindah ke alam yang ketiga, pertama alam arwah, kedua alam rahim, dan ketiga alam dunia,” tukasnya.

Adapun hadits yang menjelaskan tentang peniupan ruh kepada janin berikut ini:

Hadits yang menjelaskan hal tersebut diriwayatkan dari Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud RA yang berbunyi:

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقَهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

فَوَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Artinya: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari berwujud nutfah (mani), kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga. Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan roh kepadanya, dan dia (malaikat tadi) diperintahkan menulis 4 kalimat (perkara): tentang rezekinya, amalannya, ajalnya dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau bahagia.

Demi Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian, benar-benar beramal dengan amalan penduduk jannah (surga) sehingga jarak antara dia dengan jannah itu tinggal sehasta. Namun dia didahului oleh al kitab (catatan takdirnya) sehingga dia beramal dengan amalan penduduk neraka, maka dia pun masuk ke dalamnya. Dan sungguh, salah seorang dari kalian beramal dengan amalan penduduk neraka jika jarak antara dia dengan neraka tinggal satu hasta. Namun dia didahului oleh catatan takdir, sehingga dia beramal dengan amalan penduduk jannah, maka dia masuk ke dalamnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *