Disway: Lumpur Timah

Lumpur Timah

Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.co.id – HARI-HARI ini saya menunggu datangnya penjelasan rinci soal korupsi di timah Bangka senilai Rp 270 triliun itu: di mana letak korupsinya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dalam perjalanan dari Shantou ke Meizhou kemarin saya sering buka link berita dari tanah air. Ramai.

Yang soal Mahkamah Konstitusi tidak saya ikuti. Begitu banyak yang masih harus saya pikirkan.

Yang soal korupsi timah saya ikuti: kecewa. Tidak segera ada berita yang menjelaskan letak korupsinya di mana.

Yang riuh adalah bumbu-bumbunya: ada crazy rich nan jelita bernama Helena Lim. Saya jadi ingin kenal. Setidaknya ingin  lihat koleksi sepatunya.

Saya juga dibuat sibuk cari tahu: siapa Helena. Ternyata selebriti. Saya cari instagramnyi: sudah tidak ada. Saya cari album lagunyi. Di YouTube. Ketemu: judulnya Pasrah. Feat dengan penyanyi Tiffany Leonardy –siapa pula dia.

Saya tidak terlalu bisa menikmati lagu Helena, tapi video klipnyi memang sesuai dengan ke-crazy-annyi: rumah mewah, kolam renang, Lamborghini berderet, dan kalung gemerlap.

Wow!

Kejaksaan Agung (Kejagung) buka suara soal isu penggeledahan diduga rumah crazy rich Helena Lim terkait kasus dugaan korupsi tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah tahun 2015-2022.-tangkapan layar [email protected]

Ketika saya mendekati kota Meizhou muncul pula bumbu timah yang tak kalah sedap: suami penyanyi Sandra Dewi ditangkap: Harvey Moeis. Juga sangat kaya. Saking kayanya perkawinan mereka dilaksanakan di salah satu istana di Disneyland Jepang.

Sandra Dewi dan Harvey Moeis Menikah 2016-Pernikahan digelar di Disneyland Jepang-Bridestory

Maka lengkap sekali drama kasus korupsi timah di Bangka ini. Harta, wanita, takhta –takhtanya: jabatan direktur utama BUMN PT Timah Tbk dan dirkeu-nya.

Bumbu-bumbu itu, di media, mengalahkan substansinya: bagaimana konstruksi korupsinya kok sampai begitu besar.

Sedikit kisi ada disebut: angka itu termasuk kerusakan lingkungan. Tapi saya belum menemukan rincian dari Rp 270 triliun itu berapa yang berupa kerusakan lingkungan. Jangan-jangan lebih besar.

Disebut juga sedikit kisi: ada kerja sama antara PT Timah dengan sekelompok perusahaan swasta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *