Kisah Seseorang Yang Menunaikan Ibadah Haji Sebanyak Dua Kali, Namun Sia-Sia dan Akibatnya Pahalanya Hilang

Kisah Seseorang Yang Menunaikan Ibadah Haji Sebanyak Dua Kali
Ibadah Haji/pexel
banner 400x400

Hajinews.co.idBeribadah ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji merupakan dambaan setiap umat Islam. Siapa yang tidak ingin menerapkan rukun Islam kelima ini?

Ibadah Haji merupakan penyempurnaan Islam oleh seorang muslim karena telah memahami rukun Islam yang terakhir. Walaupun menunaikan ibadah haji termasuk fardhu, namun fardhu ini diperuntukkan bagi mereka yang mampu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Haji dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah, hari ke-12 penanggalan Hijriah. Ibadah ini dilakukan di Makkah.

Saat ini, umat Islam di seluruh dunia akan menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Jemaah Indonesia kloter pertama akan berangkat ke Arab Saudi pada 12 Mei 2024. Rombongan terakhir akan diberangkatkan pada 10 Juni 2024.

Ada cerita menarik tentang haji yang penuh hikmah. Kisah ini mengandung banyak hikmah khususnya bagi mereka yang ingin hendak atau menuntaskan ibadah haji.

Kisah ini tentang orang yang menunaikan ibadah haji dua kali tapi sia-sia karena perbuatannya. Simak kisah berikut ini yang terdapat dalam kitab Irsyadul ‘Ibad.

Kisah Haji yang Penuh Hikmah

Menjadi Saksi di Hari Kiamat bagi Orang yang Mengusapnya dengan Benar

Dikisahkan, suatu ketika seorang laki-laki menjamu Sufyan ats-Tsauri dan kawan-kawannya. Lelaki itu kemudian meminta sang istri untuk memberikan hidangan pada tamunya.

“Berikanlah hidangan padaku hidangan yang kamu bawa dari haji yang kedua, bukan haji yang pertama,” pintanya dikutip dari NU Online.

Dari permintaan tersebut dapat diketahui bahwa lelaki itu meminta istrinya untuk menyuguhkan hidangan. Namun, di balik itu ia seakan memamerkan ke orang-orang bahwa dirinya sudah ibadah haji dua kali.

Permintaan lelaki pada istrinya itu direspons oleh Sufyan ats-Tsauri.

“Sungguh kasihan orang ini. Dengan perkataannya itu dia telah menghapus pahala dua hajinya. Semoga Allah menyelamatkan kita dari riya’,” kata ulama alim dan zuhud yang wafat pada 778 M ini.

Hati-Hati Riya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *