Hajinews.co.id – Kini terjadi gelombang protes masyarakat di Amerika Serikat (AS). Bahkan kampus-kampus elit di negara itu dilanda protes.
Sejak akhir pekan lalu, terjadi demonstrasi besar-besaran yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza, diakhirinya serangan Israel, dan putusnya hubungan dengan pemerintah AS. Ini termasuk Universitas Columbia, MIT, Universitas New York (NYU), Universitas Michigan, dan Universitas Yale.
Menurut The Independent, Kamis waktu AS, protes tersebut bahkan berujung pada perdebatan sengit dengan pihak berwenang. Pihak kampus diketahui menghubungi aparat keamanan untuk membubarkan massa.
Polisi dilaporkan mengenakan perlengkapan antihuru-hara dan melakukan kekerasan untuk membubarkan massa saat mahasiswa melakukan unjuk rasa damai. Aparat menangkap lebih dari 500 orang.
Gambar-gambar polisi bersenjata yang memukuli mahasiswa, melemparkan mereka ke tanah dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan protes juga terekam kamera. Satu video dari Universitas Emory di Atlanta menunjukkan polisi menggunakan taser pada seorang pria kulit hitam yang ditahan oleh tiga petugas di lapangan.
Saksi juga melaporkan bahwa polisi menembakkan peluru karet ke arah massa. Kantor berita lokal Mainline melaporkan bahwa 18 orang ditangkap di Universitas Atlanta.
“Kerumunan pengunjuk rasa yang berkumpul di kampus tidak diakui sebagai anggota komunitas kami dan mengganggu universitas saat mahasiswa kami menyelesaikan kelas dan mempersiapkan ujian akhir,” kata seorang juru bicara universitas, dikutip Jumat (26/4/2024).
Departemen Kepolisian Atlanta mengatakan eskalasi justru terjadi karena mahasiswa sendiri. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa petugasnya “mendapat kekerasan” ketika mereka “mengamankan kampus”.
Sementara itu seorang senior di Universitas Southern California, Alan, mengatakan bahwa protes damai di kampus universitas meningkat secara tiba-tiba ketika polisi bersenjata tiba untuk membubarkan pengunjuk rasa mahasiswa dengan peluru karet dan perlengkapan antihuru-hara. Pria berusia 22 tahun itu mengatakan ketegangan meningkat secara tiba-tiba setelah anggota Departemen Keamanan Publik (DPS) USC berusaha menangkap seseorang dan memasukkannya ke dalam mobil.
“Para pelajar memblokade mobil … mereka mengatakan bahwa mereka dapat menangkap dan mereka tidak akan pergi sampai dia keluar dari kendaraan,” kata Alan lagi menjelaskan bagaimana seorang mahasiswa ditangkap dalam sebuah mobil.