Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Pembaca yang dirahmati Allah,
Hajinews.co.id – Setelah Ibrahim mendapat hidayah dan menemukan Tuhan yang dicari-cainya, maka Ibrahim ‘alaihissalam mulai mengemban misi untuk menyeru manusia agar menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Misi itu dimulai dari ayahnya sendiri yang sangat ia cintai. Ibrahim berdebat lembut dengan ayahnya untuk meninggalkan penyembahan berhala dan mengikuti jalan Tauhid.
Ayahnya menolak dan lalu diikuti oleh orang-orang kota, yang lalu memutuskan untuk membakar Ibrahim yang disetujui oleh raja Namrud atau Nimrod, yakni raja Babel atau Mesopotamia. Ibrahim lalu diusir ayahnya agar pergi untuk waktu yang lama. Maka terjadilah pertengkaran yang serius dan Ibrahim kemudian ditangkap dan dibakar oleh raja Namrud (lihat: QS. Maryam, ayat 42 – 47 dan surat Al-Anbiya’, ayat 68).
Tetapi Allah menyelamatkannya dari api yang menyala-nyala dan Allah perintahkan
api agar tidak membakar Ibrahim. Allah berfirman,
قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ
Artinya:
Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” (QS. Al-Anbiya’, ayat 69).
Kendati dibakar, hati Ibrahim tetap lembut dan dia berdoa untuk pengampunan bagi ayahnya karena janji yang dia buat. Hal ini bisa dipahami sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala,
وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ اِلَّا عَنْ
مَّوْعِدَةٍ وَّعَدَهَآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗٓ اَنَّهٗ
عَدُوٌّ لِّلّٰهِ تَبَرَّاَ مِنْهُۗ اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَاَوَّاهٌ حَلِيْمٌ
Artinya:
Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk ayahnya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada ayahnya. Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa ayahnya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun (QS. At-Taubah, ayat 114).