Kultum 476: Jika Lalat Jatuh ke Dalam Minuman

Jika Lalat Jatuh ke Dalam Minuman
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Mungkin bagi sebagian dari kita, terutama yang belum pernah mendengar hadits ini, uraian berikut terasa aneh dan bahkan menjijikkan. Bagaimana tidak? Hadits ini menjelaskan bahwa jika seekor lalat jatuh ke dalam mangkuk atau bejana minuman, lalat itu harus ditenggelamkan dengan seksama sebelum dibuang sehingga minuman tersebut menjadi tawar (dari penyakit yang dijatuhkannya).

Hal ini karena di satu sayap lalat ada penyakit, dan di sayap yang lainnya ada penawar atau disinfektantnya. Dia dilindungi oleh sayapnya dengan penyakit di dalamnya. Hal demikian terkandung dalam Hadits yang terbaca,

حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ

بْنُ بِلاَلٍ، قَالَ حَدَّثَنِي عُتْبَةُ بْنُ مُسْلِمٍ،

قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ بْنُ حُنَيْنٍ، قَالَ سَمِعْتُ

أَبَا هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ يَقُولُ قَالَ

النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ

فَلْيَغْمِسْهُ، ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ، فَإِنَّ فِي إِحْدَى

جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالأُخْرَى شِفَاءً ‏‏

Artinya:

Diriwayatkan Khalid bin Mukhlad, diriwayatkan Sulaiman bin Bilal berkata meriwayatkan Utbah bin Muslim, mengabarkan padaku Ubaid bin Hunain, berkata aku mendengar Abu Hurairah (Radhiyallahu ‘anhu) berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila lalat jatuh di minuman seseorang dari kamu hendaklah ia tenggelamkan kemudian buang, karena salah satu sayapnya terdapat penyakit dan sayap lainnya terdapat penawarnya” (H.R Bukhari No.3320; dalam kitab Shahih Bukhari).

Lalat yang terus-menerus hidup di lingkungan yang kotor ini ternyata memiliki mekanisme pertahanan yang diberikan oleh Allah Subhanahau wata’ala. Tubuhnya sepenuhnya tertutupi antibiotik kuat yang memiliki efek antibakteri. Penelitian ilmiah baru-baru ini mengkonfirmasi pelajaran mulia yang disampaiakn Nabi kita 1400 tahun yang lalu.

Dalam praktik pengobatan tradisional, beberapa larva lalat telah digunakan untuk pengobatan, yaitu membantu membersihkan luka sebagai antiseptik. Metode pengobatan ini tetap cocok untuk situasi di mana antibiotik tidak efektif di mana operasi tidak mungkin dilakukan. Material antibiotik dihilangkan dengan menenggelamkan lalat ke dalam etanol, kemudian melewati campuran melalui filter untuk mendapatkan ekstrak mentah. Ketika ini ditempatkan dalam larutan dengan berbagai bakteri, termasuk Coli, Golden Staph, Candida (ragi), dan patogen rumah sakit umum, untuk mengamati efek antibiotik ini.

Sementara itu, ilmuwan Rusia juga menemukan obat baru dengan bantuan lalat seperti ini di Saint Petersburg. Ditemukan bahwa salah satu efek terapeutik terkuat dihasilkan oleh beberapa belatung lalat. Kepala Penelitian Sergey Chernysh mengatakan, “Selama perang dengan Napoleon, tentara yang tetap di medan perang ditemukan tewas karena keracunan darah, kecuali mereka yang memiliki belatung di luka mereka. Mereka sembuh karena belatung memakan jaringan mati dan membasahi luka dengan beberapa antibiotik yang memfasilitasi penyembuhan cepat. Ahli bedah terkenal Rusia Pirogov menggunakan belatung selama Perang Krimea. Mereka juga menyelamatkan ribuan nyawa selama Perang Dunia I”.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *