Hajinews.co.id – Selalu berkata jujur dan tidak berbohong merupakan amal baik yang selalu disabdakan Rasulullah SAW. Bahkan dalam hadisnya, Rasulullah SAW bersabda:
“Hati-hatilah dengan banyak bersumpah dalam menjual dagangan karena Ia memang melariskan dagangan, namun malah menghapuskan keberkahan.” (HR. Muslim).
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu;anha, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Hendaknya kalian berkata jujur, sungguh kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan sungguh kebaikan itu menunjukkan kepada surga. Seseorang yang selalu jujur dan tetap dalam kejujuran hingga ia pun ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhkanlah diri kalian dari kebohongan, karena sungguh kebohongan itu menunjukkan kepada kefasikan/kemaksiatan, dan sungguh kefasikan itu akan menunjukkan kepada neraka. Seseorang yang selalu berbohong dan tetap dalam kebohongan hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pembohong.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Balasan untuk Para Pembohong dan Dalilnya
Ada banyak balasan yang akan diterima para pembohong , berikut di antaranya serta dalil-dalil yang menguatkannya:
1. Tidak akan merasa aman, dan tenang
Dari Abul Haura’ As-Sa’di, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Hasan bin Ali, “Apa yang engkau hafal dari Rasulullah saw.?” Ali menjawab, “Aku hafal dari Rasulullah saw. “Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju hal yang tidak meragukanmu, sungguh kejujuran itu ketenangan, dan kebohongan itu keraguan.” (H.R. At-Tirmidzi)
2. Menyakiti hati
Kebohongan itu akan menyebabkan sakitnya hati. Hati yang sakit tidak akan merasa tenang dan damai. Allah swt. berfirman di dalam Q.S. Al-Baqarah 8-10
“Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.
“Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.
3. Mengurangi rezeki dan menghapus keberkahan
Dari Hakim bin Hizam r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Penjual dan pembeli masih dalam khiyar (memilih antara membeli atau tidak), selama mereka berdua belum pisah, atau beliau bersabda, sampai mereka berdua pisah. Jika mereka jujur dan saling menjelaskan, maka diberkahilah untuk keduanya dalam transaksi mereka. Jika mereka menyembunyikan dan berbohong, maka keberkahan transaksi mereka sirna.” (H.R. Al-Bukhari). Pada hadis tersebut Rasulullah saw. memberikan contoh ketidak berkahan jual beli disebabkan karena berbohong, maka dalam hal apapun jika disertai kebohongan juga tidak akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
4. Menyebabkan malaikat menjauh
Dari Ibnu Umar, bahwasannya Nabi saw. bersabda, “Jika seorang hamba berdusta, maka malaikat akan menjauh darinya satu mil karena bau busuk.” (H.R. At-Tirmidzi)
5. Menyebabkan dijauhi orang lain
Orang yang berbohong, terlebih sudah dikenal sebagai pembohong, maka gugurlah wibawanya di hadapan orang lain. Mereka tidak akan percaya dengan segala yang dikatakannya, meskipun itu benar.
Kebohongan menyebabkan terhalang dari nikmatnya hidayah dari Allah swt.
Allah SWT berfirman:
…. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta. (Q.S. Ghafir/40: 28)
7. Menyebabkan keluar dari rahmat Allah SWT
Allah SWT berfirman:
…. kemudian marilah kita bermubahalah agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (Q.S. Ali ‘Imran/3: 61)
8. Menyebabkan kefasikan/kemaksiatan dan penyebab masuk neraka
Dari Ibnu Mas’ud r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Hendaknya kalian berkata jujur, sungguh kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan sungguh kebaikan itu menunjukkan kepada surga. Seseorang yang selalu jujur dan tetap dalam kejujuran hingga ia pun ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhkanlah diri kalian dari kebohongan, karena sungguh kebohongan itu menunjukkan kepada kefasikan/kemaksiatan, dan sungguh kefasikan itu akan menunjukkan kepada neraka. Seseorang yang selalu berbohong dan tetap dalam kebohongan hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pembohong.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Wallahu A’lam