Sifat Jahiliyah Yang Muncul di Zaman Modern Ini Adalah Narsisme dan Kecenderungan Melakukan Kekerasan

Sifat Jahiliyah Yang Muncul di Zaman Modern
Sifat Jahiliyah Yang Muncul di Zaman Modern
banner 400x400

Hajinews.co.idIstilah jahiliyah mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kata jahiliyah berasal dari bahasa Arab yang artinya bodoh.

Pada zaman Jahiliyah artinya menggambarkan keadaan bangsa Arab sebelum kedatangan atau diutusnya Nabi Muhammad SAW.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Meski kata Jahil berarti “bodoh”, namun sesungguhnya masyarakat Jahli bukanlah masyarakat terbelakang. Yang dimaksud dengan zaman jahiliah adalah masa kemunduran orang-orang yang jauh dari agama.

Inilah sebabnya Islam datang untuk menghilangkan sistem dan mentalitas jahiliyah. Namun tampaknya sifat-sifat jahiliah tersebut kembali muncul di zaman modern tanpa sepengetahuan banyak orang.

Sifat-sifat Jahiliyah

Melansir dari laman muhammadiyah.or.id, berdasarkan penjelasan ilmuwan Studi Islam Toshihiko Izutsu dan Mustafa A’zami, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyebut bahwa masyarakat jahiliyah bukanlah masyarakat bodoh sesuai pengertian ilmu pengetahuan.

Jahiliyah Tidak Sama dengan “Bodoh”

“Sebagian besar masyarakat Arab pada masa itu pandai bersastra bahkan menulis karya-karya yang bernilai puisi tinggi,” ungkap Mu’ti.

Jahiliyah sendiri menurutnya adalah sifat yang merujuk pada kebodohan manusia dalam memaknai Tuhan dan kemanusiaan.

Jahiliyah adalah Membanggakan Diri secara Berlebihan

Abdul Mu’ti lantas menyebut bahwa ada beberapa macam penjelasan terkait jahiliyah di dalam Alquran, misalnya istiah jahiliyah dalam Surah Al-Ahzab ayat ke-33.

“Membanggakan kemuliaan dirinya dengan mengaitkan silsilah nenek moyangnya sehingga muncul tribalisme dan ashobiyah yang berlebihan dan membuat orang itu menjadi tidak menghormati orang yang lain karena silsilah keluarga bukan karena amal perbuatannya,” jelas Mu’ti.

Jahiliyah adalah Gemar Kekuatan Fisik

Dalam forum Pengajian Maulid Nabi Universitas Muhammadiyah Kudus, Selasa (19/10) Abdul Mu’ti lantas menjelaskan bahwa contoh lain tentang pengertian jahiliyah ada dalam Surah Al-Maidah ayat ke-50.

“Hukum jahiliyah itu adalah orang menjadi kuat lebih-lebih karena kemampuan fisiknya, kemampuan bertempur dan menyelesaikan masalah dengan kekuatan fisiknya, bukan karena cara-cara yang sebaik-baiknya yang memang kemudian diubah dalam ajaran agama Islam,” imbuhnya.

Nabi Muhammad Mengajarkan Sifat Memanusiakan Manusia

Kehadiran Islam menurut Mu’ti berhasil mengubah pemahaman masyarakat Arab yang bersifat jahiliyah menjadi pemahaman yang beradab karena memanusiakan manusia. Masyarakat kota Madinah, di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad menurutnya telah menjadi masyarakat ilmiah (knowledge society).

“Masyarakat ilmiah inilah yang diletakkan dasar-dasarnya oleh Nabi Muhammad. Masyarakat yang senantiasa dalam kehidupannya itu mengambil sikap-sikap berdasarkan ilmu sehingga pembeda antara orang berilmu dan orang jahiliyah itu ada pada kemampuannya menggnakan akal dan kemampuannya dalam bertindak secara bijaksana,” jelasnya.

“Di sinilah kita bisa melihat bahwa Islam itu menggeser bahkan dalam beberapa hal menggusur tradisi-tradisi jahiliyah itu menjadi tradisi yang ilmiah dan membangun sebuah peradaban baru di mana manusia itu menjadi mulia bukan karena keturunan siapa, tapi karena dia adalah orang yang beriman dan berilmu,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *