Kultum 564: Masih Banyak yang Bertanya Apa Itu Syirik

Apa Itu Syirik
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Meskipun kata syirik sudah sering didengar dari pengajian, tausiyah maupun ceramah, ternyata masih banyak umat Islam yang belum memahami apa yang disebut syirik itu. Contoh yang nyata adalah ada seorang Muslim yang mengatakan “Saya sering mendengar bahwa ‘perbuatan ini termasuk syirik besar’ dan ‘ini adalah syirik kecil’. Tapi terus terang saya tidak tahu apa syirik itu. Demikian ceritanya polos.

Perlu diketahui bahwa syirik itu berarti mempersekutukan, atau menyaingkan, atau menandingkan Allah Subhanahu wata’ala dengan sesuatu (baik berupa orang atau benda) yang lain. Persekutuan atau pertandingan itu dilakukan dalam hal ketuhanan (rububiyyah), atau ibadah, atau dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Untuk lebih jelasnya, mari kita baca lebih lanjut tentang syirik berikut ini.

Mungkin masih banyak dari kita yang juga tidak tahu bahwa salah satu kewajiban yang paling penting adalah untuk memahami arti syirik secara serius dan berbagai jenisnya, sehingga Tauhid kita (keyakinan pada Keesaan Allah) dan Islam kita menjadi lengkap, dan iman kita menjadi sehat. Kita harus katakan bahwa “Allah adalah sumber kekuatan, dan bimbingan yang benar datang dari-Nya”. Semoga setelah memahami istilah syirik dengan benar Allah akan membimbing kita semua, aamiin.

Secara leksikal, kata syirik dalam bahasa Arab berarti mempersekutukan, atau menyaingkan, atau menandingkan Allah Subhanahu wata’ala dengan sesuatu yang lain. Jadi, menganggap seseorang atau sesuatu sebagai sekutu Allah. Dikatakan dalam bahasa Arab “ashraka bainahuma”, yakni dia menyatukan mereka. Jadi, ketika kita menganggap mereka berdua dengan status yang sama; atau “ashraka fi amrihi ghayrahu” kita memperkenalkan orang lain ke dalam perselingkuhannya, kita melibatkan dua orang di dalamnya.

Dalam terminologi syariah atau Islam, syirik berarti menyekutukan atau menyaingkan atau menandingkan Allah dalam hal ketuhanan (rububiyyah), atau dalam hal ibadah, atau dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Saingan atau tandingan adalah rekan atau rekanan. Oleh karena itu Allah melarang kita mengadakan saingan dengan Dia, dan Dia mengutuk mereka yang mengambil sesuatu atau seseorang sebagai tuhan lain atau selain Allah Subhanahu wataa’ala.

Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah Azza wa Jalla telah mewanti-wanti kita semua dalam hal syirik. Dalam salah satu ayat, misalnya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

الَّذِىۡ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ فِرَاشًا

وَّالسَّمَآءَ بِنَآءً وَّاَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ

مَآءً فَاَخۡرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزۡقًا

لَّـكُمۡ‌ۚ فَلَا تَجۡعَلُوۡا لِلّٰهِ اَنۡدَادًا

وَّاَنۡـتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

Artinya:

(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui (QS. Al-Baqarah, ayat 22).

Dalam ayat yang lain, Allah Subhanah wata’ala juga berfirman,

وَجَعَلُوۡا لِلّٰهِ اَنۡدَادًا لِّيُـضِلُّوۡا عَنۡ سَبِيۡلِهٖ‌ؕ

قُلۡ تَمَتَّعُوۡا فَاِنَّ مَصِيۡرَكُمۡ اِلَى النَّارِ‏

Artinya:

Dan mereka (orang kafir) itu telah menjadikan tandingan bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah (Muhammad), “Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ke neraka” (QS. Ibrahim, ayat 30).

Sementara itu, dalam sebuah hadits, diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang mati mengklaim bahwa Allah memiliki saingan, dia akan masuk Neraka” (HR. al-Bukhari, no. 4497; al-Muslim, no. 92).

Dari dua ayat firman Allah dan satu hadits di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa “kita dilarang mengadakan saingan atau tandingan bagi Allah Subhanahu wata’ala”. Yang lebih harus kita pahamai adalah “mengadakan saingan atau tandingan itu diancam balasan neraka”. Singkatnya, syirik itu adalah dosa yang sangat serius yang kita harus sangat berhati-hati dengan hal itu.

Dalam berbagai bahasan dan kajian, banyak dijelaskan bahwa syirik itu merupakan dosa besar, bahkan paling besar yang tidak akan diampuni. Jadi pelakunya akan tinggal di dalam neraka secara kekal abadi. Padahal neraka itu dalamnya 70 tahun jatuhnya batu dari mulutnya. Dan seujung jarum panasnya neraka, akan mampu melumatkan seluruh bumi yang kita pijak ini. Na’udzu billahi main dzalik.

Di dalam teks-teks Al-Quran dan Sunnah kita bisa mamahami bahwa perbuatan atau tindakan syirik itu bisa menempatkan seseorang di luar batas Islam, meski kadang-kadang tidak sampai demikian parah. Oleh karena itu para ulama membagi syirik menjadi dua jenis yang mereka sebut syirik akbar yakni syirik yang besar, dan syirik asghar yakni syirik yang tergolong kecil yang akan kita baca di kultum berikutnya, insya Allah. Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat dan penambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                  —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *