Pemkot Makassar Isyaratkan Salat Idul Fitri di Masjid

banner 400x400

MAKASSAR, hajinews.id– Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengisyaratkan pelaksanaan Salat Idul Fitri 1441 Hijriah bisa dilaksanakan di masjid terdekat, meski saat ini di tengah pandemi COVID-19.

“Bisa semua di masjid dan di masjid masing masing. Kenapa bukan di lapangan? Dikhawatirkan datang dari berbagai orang, nah ini yang kita tidak ingin kan ada ‘cross contact’,” ucap Pejabat Wali Kota Makassar Yusran Yusuf di Posko Induk COVID-19 Kota Makassar, Senin.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Menurut dia, Salat Idul Fitri tahun ini akan tetap dilaksanakan, asalkan syaratnya wajib menjalankan protokol kesehatan yakni jaga jarak, mengenakan masker dan pengecekan suhu tubuh sebelum masuk masjid.

“Salat Idul Fitri juga seperti itu. Kita mungkin akan putuskan sebentar, tapi intinya kita akan lakukan protokol kesehatan. Dan satu hari sebelumnya kita melakukan sosialisasi SOP-nya. Masing-masing masjid harus ada pemeriksaan suhu tubuh,” kata Yusran.

Ia menjelaskan, yang dimaksud masjid masing-masing adalah masjid yang berada di pemukiman warga termasuk wilayah kompleks atau perumahan yang warganya sudah mengenal satu sama lain.

“Masjid masing-masing relatif orang sudah saling kenal, dan kita sudah pantau ternyata masjid kompleks itu sudah menerapkan (protokol kesehatan), mereka menjamin dan bertanggung jawab di situ,” papar dia.

Pelaksanaan Salat Idul Fitri di masjid tersebut, termasuk bisa digunakan di pekarangan masjid pemukiman setempat. Namun sebelum salat, seluruh jamaah harus dites suhu tubuhnya.

“Di masjid dan perkarangannya bisa digunakan dan kita berharap penanganan kesehatan bisa maksimalkan, kita berdoa semoga segera diangkat ini virus,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemkot Makassar telah mengundang rapat koordinasi dengan berbagai kalangan baik dari ulama, tokoh masyarakat, TNI Polri membahas persiapan lebaran tahun ini.

Pertemuan yang digelar di Ruang Sipakatau Kantor Wali Kota Makassar menghasilkan beberapa poin penting yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan pada rapat selanjutnya.

“Pada umumnya para ulama mengatakan telah rindu dengan masjid, namun pada dasarnya akan tetap mengikuti instruksi pemerintah,” kata Yusran.

Selain itu penekanan pada petunjuk teknis pun harus dilakukan, termasuk memastikan seluruh masyarakat memenuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, serta rajin mencuci tangan ataupun menggunakan hand sanitizer. (wh/ant)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *