Awas, China Masuki Gelombang Kedua Corona!

banner 400x400

BEIJING, hajinews.id – Pemerintah kota Beijing, China, kembali bergelut dengan virus corona (COVID-19) dan semakin meningkatkan upayanya dalam memerangi wabah setelah virus asal Wuhan itu kembali menginfeksi warga.

Beijing telah mengonfirmasi puluhan kasus corona baru sejak melaporkan kasus kembali pada Jumat (12/6). Itu merupakan kali pertama bagi Beijing melaporkan kasus COVID-19 setelah hampir dua bulan memiliki nol kasus, menimbulkan kekhawatiran akan lahirnya gelombang kedua wabah.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Salah satu upaya mati-matian yang dilakukan pemerintahan wilayah itu adalah pengujian. Pemerintah telah meminta siapa pun yang pernah ke pasar Xinfadi atau melakukan kontak dengan orang-orang yang berkunjung dari sana sejak 30 Mei untuk melapor ke kantor atau unit perumahan mereka dan dites, kata Harian Beijing, Sabtu.

Petugas mengenakan pakaian pelindung saat mereka menunggu warga yang tinggal di sekitar pasar grosir Xinfadi untuk mendapatkan tes asam nukleat di sebuah stadion di Beijing, Minggu (14/6/2020). (AP Photo/Andy Wong)

Setelahnya, antrian panjang untuk tes terjadi di luar rumah sakit di dekat pasar pada hari Minggu, sebagaimana dilaporkan People’s Daily. “Siapa pun di kota yang demam akan diberikan tes untuk virus corona, tes darah dan CT scan,” kata juru bicara otoritas kesehatan Beijing Gao Xiaojun pada konferensi pers Minggu.

Pada hari Minggu malam, Beijing juga telah memerintahkan semua perusahaan untuk mengawasi jalannya aturan karantina di rumah selama 14 hari untuk karyawan yang telah mengunjungi pasar Xinfadi atau melakukan kontak dengan siapa pun yang telah mengunjungi tempat awal kasus baru COVID-19 Beijing ditemukan.

Menurut otoritas kesehatan kota, sejak 12 Juni telah ada setidaknya 51 orang yang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 terkait kasus di pasar makanan terbesar di Asia itu. Hal itu terbukti dari pelacakan kontak, jelas petugas.

“Beijing telah memasuki periode yang luar biasa,” kata juru bicara kota Xu Hejian pada konferensi pers Minggu, mengutip Reuters.

Sebelumnya pada Sabtu pagi, pemerintah telah langsung menutup pasar sebagai tindakan pencegahan penyebaran. Beberapa sekolah yang dekat dengan lokasi juga ditutup. Selain itu, 11 wilayah di kota juga telah ditutup (lockdown) oleh pemerintah setempat.

Menurut laporan, kasus baru COVID-19 Beijing telah ditemukan menyebar ke provinsi tetangga Liaoning di timur laut. Otoritas kesehatan provinsi mengatakan bahwa ada dua kasus baru yang dikonfirmasi pada hari Minggu di wilayah itu. Kedua orang yang terinfeksi telah melakukan kontak dekat dengan kasus yang dikonfirmasi di Beijing.

Akibat itu, setidaknya 10 kota China, termasuk Harbin dan Dalian, telah mendesak warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke ibukota. Mereka juga diminta untuk melaporkan kepada pihak berwenang jika baru-baru ini mengunjungi pasar atau memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi di pasar tersebut.

Huaxiang, sebuah lingkungan di distrik yang sama dengan pasar makanan, telah menaikkan tingkat risiko epidemi menjadi tinggi pada hari Minggu. Wilayah itu menjadi satu-satunya lingkungan di negara itu yang berada dalam siaga tinggi. Status ini berarti tidak ada kegiatan ekonomi sampai wabah terkendali.

Sementara itu, 10 lingkungan di Beijing lainnya telah menaikkan tingkat risiko mereka dari rendah ke sedang mulai hari Minggu.

Meski kasus-kasus baru sangat mengkhawatirkan, namun seorang pakar epidemi pemerintah mengatakan bahwa Beijing tidak akan berubah menjadi Wuhan kedua dan menyebarkan virus ke banyak kota di seluruh negeri sehingga perlu dikunci.

Bahkan menurut Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dan saat ini seorang ahli senior di Komisi Kesehatan Nasional, wabah yang baru muncul kembali kemungkinan akan bisa dikendalikan dalam beberapa hari. (wh/cnbc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *