Hikmah Siang: Doa yang Diperebutkan Malaikat

Syekh Ali Jaber (dok)
banner 400x400

HAJINEWS.ID,- Ada beberapa waktu mustajab dalam berdoa ketika shalat, seperti saat sujud dan ruku.

Namun, ada juga doa yang bila dibacakan sehabis ruku, maka malaikat akan saling berebut untuk menuliskannya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Syekh Ali Jaber dalam sebuah video ceramahnya, meminta para jamaah untuk memanjangkan shalat di luar shalat wajib.

“Biasakan diri apabila shalat sunah apalagi shalat malam, panjangkan shalatnya, semampunya, walaupun anda tidak hapal (surat panjang), boleh anda membaca dalam satu rakaat, satu ayat diulang berkali-kali,” ujar Syekh Ali.

Beliau mencontohkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu riwayat pernah membaca satu ayat dari malam sampai subuh.

{إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ}

“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau; dan jika Engkau mengampunimereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Maidah: 118).

Syekh Ali kemudian melanjutkan, saat bangun dari ruku jangan lupakan kalimat doa yang intinya memuji Allah, dimana doa ini bila dilafalkan, malaikat berebut untuk mencatatnya.

“Ada satu doa, malaikut pun malah ribut (berebut) siapa yang akan menuliskan, saking agungnya doa, lebih dari 37 ribu malaikat rebutan mereka, selalu ada yang mendahulukan untuk menulis doa tersebut,” kata Syekh Ali.

“Habis Sami’allahu liman hamidah, (baca) Rabbana walakal hamd, Hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi mubarakan ‘alaihi kama yuhibbu rabbuna wa yardha,” jelasnya.

“Ini doa, saking agung dan mulia, segala puji bagi Allah yang banyak sebanyak-banyak tanpa batas, yang terbaik dalam pujiannya, dan yang penuh barokah dalam pujian itu, dan sesuai apa yang dicintai Allah dan apa yang diridhai Allah,” pungkas Syekh Ali.

Hadis mengenai doa tersebut ditemukan dalam riwayat Imam Bukhari dalam Shahih-nya. Dengan redaksi sebagaimana berikut:

عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِىِّ قَالَ كُنَّا يَوْمًا نُصَلِّي وَرَاءَ النَّبِي صلى الله عليه وسلم ، فَلَمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ قَالَ : سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . قَالَ رَجُلٌ وَرَاءَهُ : رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ . فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ : مَنِ الْمُتَكَلِّمُ ؟ قَالَ : أَنَا . قَالَ : رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلاَثِينَ مَلَكًايَبْتَدِرُونَهَا ، أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُُ

Rifa’ah bin Rafi’ berkata, “Kami pernah shalat bersama Rasulullah, saat bangun dari ruku’ ia membaca, ‘Sami’allahu liman hamidah.” Tiba-tiba ada seorang sahabat yang membaca, ‘Rabbana wa lalakal hamd hamdan katsiran tayyiban mubarakan fihi (wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah). Setelah selesai shalat, Rasul bertanya, ‘Siapa yang mengucapkan kalimat itu?’ Sahabat itu berkata, ‘Saya Rasulullah.’ Kemudian Rasulullah berkata, ‘Saya melihat sekitar tiga puluhan malaikat berloma-lomba untuk siapa pertama kali yang mencatat (pahalanya),’” (HR Al-Bukhari). (fur)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *