JAKARTA, hajinews.id – Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura mengonfirmasi pada Selasa (14/7/2020) , negaranya resmi masuk ke jurang resesi setelah ekonomi Singapura mengalami kontraksi 41,2% di kuartal-II 2020 jika dibandingkan dengan kuartal-I 2020 (qtq). Angkatersebut lebih dalam dari survei Reuters 37,4%.
Adapun secara tahun ke tahun (YoY) PDB anjlok 12,6%. Survei Bloomberg sebelumnya memprediksi kontraksi sebesar 11,3%.
Disebutkan bahwa penguncian wilayah telah menimbulkan kerusakan pada ekonomi yang bergantung dari perdagangan. Dalam upaya membendung penyebaran Covid-19, Singapura memberlakukan aturan semi lockdown, circuit breaker, dari 7 April hingga 1 Juni lalu.
MTI dalam setahun penuh memperkirakan kontraksi sebesar 7-4%. Ini akan menjadi resesi terburuk Singapura sejak merdeka tahun 1965.
Sementara itu saham-saham Singapura kembali ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin (13/7/2020), mencatat penurunan untuk hari kedua berturut-turut dengan indeks acuan Straits Times Index (STI) melemah 0,81 persen lebih rendah atau 21,57 poin, menjadi 2.631,08 poin.
Total ada sebanyak 2,08 miliar saham berpindah tangan senilai 1,26 miliar dolar Singapura (sekitar 906,5 juta dolar AS) dengan 337 saham mengalami kerugian dan 166 saham berhasil membukukan keuntungan.
Indeks STI turun 0,63 persen atau 16,84 poin menjadi 2.652,65 poin pada penutupan perdagangan Kamis lalu (9/7/2020), dengan volume transaksi mencapai 2,57 miliar saham senilai 1,09 miliar dolar Singapura (sekitar 783,10 juta dolar AS), sebut Xinhua.
Bursa Efek Singapura tidak melakukan perdagangan pada Jumat (10/7/2020) lalu, karena merupakan hari pemungutan suara untuk pemilihan umum. (rah/berbagai sumber)