Yayasan Amal, NGO Dan APBN Kita

Yayasan amal

Yayasan Amal, NGO Dan APBN Kita

By Hanief Saha Ghafur, Dosen SKSG Universitas Indonesia

Banyak perusahaan besar di Amerika Serikat mendirikan yayasan amal. Seperti Ford Foundation, Rockefeller Foundation, Smithsonian Institute, Open Society Foundation, dll. Yayasan ini bermula dari dana yang disisihkan, lepas dari perusahaan yang mendirikan. Bisa juga dana yang disisihkan murni dari Si pengusaha. Dana itu kemudian dikelola secara mandiri sehingga tumbuh menjadi besar. Kita semua tahu, cabang Yayasan Ford, Rockefeller, Smithsonian, Open Society, ada di mana-mana diseluruh dunia.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Selanjutnya program lembaga amal ini banyak mendanai berbagai bentuk kegiatan ke-swadayaan & inisiatif masyarakat yang kreatif, inovatif, & berdampak besar. Yayasan ini disebut juga sebagai lembaga donor (funding agency). Lembaga ini banyak mendanai berbagai organisasi swadaya yang di Amerika dikenal dengan sebutan Non Government Organization (NGO). Pendanaan itu tak semata di AS. Tetapi banyak NGO di dunia yang menerima manfaatnya. Lembaga donor ini membantu NGO yang punya visi, misi, & program sama. Mereka juga membantu masyarakat sipil non pemerintah. Mengerjakan sesuatu yang tidak dikerjakan oleh pemerintah. Mendanai kegiatan yang tidak didanai oleh pemerintah. Lembaga donor juga tidak memberi atau menerima bantuan kepada pemerintah.

Jadi sangat aneh bila di Indonesia ada Yayasan yang didirikan perusahaan besar. Tetapi juga mau diberi, meminta, atau mau menerima dana dari pemerintah yang nota benenya berasal dari APBN.

Di negara-negara Barat, lembaga donor pemberi dana pada NGO atau LSM tidak minta dana pada pemerintah (APBN). Jangankan lembaga donor atau Yayasan yang tidak mau minta dana pemerintah. Bahkan LSM (NGO) berpantang minta dana pemerintah. Di kalangan LSM ada dua katagori, yaitu LSM plat merah bagi yang suka minta dana kepada pemerintah. Sedang LSM yang berpantang minta dana kepada pemerintah disebut LSM plat hitam. Konsistensi etika ini dipegang teguh di antara mereka. Bahkan konsistensi itu menjadi kredibilitas & integritas siri bagi LSM plat hitam. Sejatinya Yayasan amal, NGO, & pemerintah punya program berbeda. Namun bisa kerjasama saling mengisi. Ada pembagian kerja yang dgn konsistensi dipegang teguh di antara mereka. Pemerintah bekerja pada tataran politik kenegaraan tidak mengusik & mencampuri kerja LSM. Begitu pula LSM bekerja di sektor masyarakat sipil yang tidak dikerjakan oleh pemerintah. Program LSM bekerja terutama yang belum tersentuh & dijangkau oleh pemerintah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar