HAJINEWS.ID,- Kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih anaknya, Ismail, adalah peristiwa luar biasa sepanjang sejarah manusia karena hal itu merupakan ujian bagi keteguhan seorang Rasul. Dan Allah menggantikan seekor gibas dalam peristiwa itu. Inilah yang kemudian menjadikan umat islam diperintahkan menyembelih hewan kurban.
Dari kisah ini setidaknya ada empat hikmah yang menjadi isyarat bagi kaum muslimin untuk mewujudkannya dalam kehidupan. Empat hikmah itu adalah:
- Tinggalkan yang haram dan lakukan yang halal.
- Kedua bergerak untuk kebaikan dan berkorban,
- Jadikan masjid sebagai pusat perbaikan dan pelajaran dan
- Keinginan Nabi Ibrahim AS yang sangat besar untuk memiliki ilmu , menjadi pribadi yang saleh dan menjadi bahan pembicaraan yang baik bagi generasi yang akan datang.
Kisah ini dapat diambil pelajaran bahwa meneladani Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW serta mengambil hikmah dari ibadah haji menuntut untuk selalu berusaha memperbaiki diri dan keluarga.
Serta memperbaiki orang lain untuk selanjutnya terus bergerak dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran dan mau berkorban untuk mencapainya.
Seperti jemaah haji di Tanah Suci yang berbondong-bondong melakukan sholat lima waktu di Masjid Nabawi bahkan ditargetkam mencapai angka arbain (40) waktu meskipun hal itu tidak menjadi bagian dari ibadah haji.
Karena itu, lanjutnya sebagai muslim harus memiliki ikatan batin dengan mendatangi masjid untuk melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah agar kita menjadi orang yang dinaungi Allah pada hari kiamat.
Di sisi lain dari rangkaian ibadah haji bisa mengambil pelajaran bahwa setiap muslim apabila mereka sudah menunaikan haji seharusnya mau bergerak dan menjadi tokoh pergerakan untuk memperbaiki keadaan dan kualitas umat Islam.
Pelajaran lain yang dapat diambil dari Nabi Ibrahim AS beserta keluarga Ismail AS dan Siti Hajar, keagungan pribadinya. Bahkan Nabi Muhammad SAW harus mampu mengambil keteladanan darinya.
Hal yang luar biasa dari doa Nabi Ibrahim adalah beliau meminta kepada Allah untuk dimaksukkan kedalam golongan orang yang salih padahal seorang nabi pasti sudah salih tetapi masih saja dia berdoa.
Hal tersebut menunjukkan bahwa menjadi orang salih amat penting dan beliau tidaklah merasa tinggi hati dengan kesalihannya hingga akhirnya tetap berdoa minta dimasukkan kedalam golongan orang yang salih. (fur).