Berpaling Dari Ketaatan

foto : Unsplash ( Muslim )
banner 400x400

Berpaling Dari Ketaatan

Saudaraku,
Syaikh Abu Abdillah Abdurrahman bin Nashir bin Abdillah bin Nashir bin Hamd Alu Si’di rahimahullah mengatakan,

اﻹﻋﺮاﺽ ﻋﻦ اﻟﻠﻪ ﻭاﻻﻧﻜﺒﺎﺏ ﻋﻠﻰ اﻟﺸﻬﻮاﺕ ﻧﺎﺭ ﺗﻠﻈﻰ ﻓﻲ اﻟﻘﻠﻮﺏ، ﻭﺧﺴﺮاﻥ ﻭﺣﺴﺮاﺕ

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Berpaling dari ketaatan kepada Allah dan tenggelam dalam kubangan syahwat adalah api yang menyala-nyala di dalam kalbu seseorang. Dia akan mendapatkan kerugian dan penyesalan.” (Al-Fawakih asy-Syahiyyah fi al-Khuthab al-Minbariyyah hlm. 18-19)

Saudaraku,
Jangan pernah sekalipun kita berpaling dari ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, apalagi mengajak kepada kesesatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad no. 9398 dan Muslim no. 6980)

Saudaraku,
Di samping ada pahala jariyah, dalam Islam juga ada dosa yang sifatnya sama, dosa jariyah. Dosa yang tetap terus mengalir, sekalipun orangnya telah meninggal. Dosa yang akan tetap ditimpakan kepada pelakunya, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu…

Betapa menyedihkannya nasib orang ini, di saat semua orang membutuhkan pahala di alam barzakh, dia justru mendapat kucuran dosa-dosa. Kita bisa bayangkan, penyesalan yang akan dialami manusia yang memiliki dosa jariyah…

Orang yang melakukan ketaatan dengan amal dan aktivitas yang baik, akan Allah Azza wa Jalla catat amal baik itu dan dampak baik dari amalan itu. Karena itulah, Islam memotivasi umatnya untuk melakukan amal yang memberikan pengaruh baik yang luas bagi masyarakat. Karena dengan itu kita bisa mendapatkan pahala dari amal yang kita kerjakan, plus dampak baik dari amalnya. Sebaliknya, orang yang melakukan amal buruk, atau perbuatan maksiat, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatan yang dia lakukan, ditambah dampak buruk yang ditimbulkan dari kejahatan yang dia kerjakan. Selama dampak buruk ini masih ada, dia akan terus mendapatkan kucuran dosa itu wal’iyadzu billah, itulah dosa jariyah, yang selalu mengalir. Sungguh betapa mengerikannya dosa ini. Mengingat betapa bahayanya dosa jariyah ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan umatnya agar berhati-hati, jangan sampai dia terjebak melakukan dosa jariyah.

Kita bisa bayangkan, orang yang pertama kali mendesain rok mini, pakaian you can see, yang mengumbar aurat kemudian dia sebarkan melalui internet, lalu ditiru banyak orang. Sekalipun dia tidak mengajak khalayak untuk memakai rok mini, namun mengingat dia yang mempeloporinya, kemudian banyak orang yang meniru, dia mendapatkan kucuran dosa semua orang yang menirunya, tanpa dikurangi sedikitpun. Termasuk juga para wanita yang membuka aurat di tempat umum, sehingga memancing lawan jenis untuk menikmatinya, maka dia mendapatkan dosa membuka aurat, plus dosa setiap pandangan mata lelaki yang menikmatinya. Meskipun dia tidak mengajak para lelaki untuk memandanginya…

Saudaraku,
Kita bisa perhatikan para propagandis yang menyebarkan aliran sesat, menyebarkan pemikiran menyimpang, menyerukan masyarakat untuk melakukan pembiaran terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme untuk melanggengkan kekuasaan, menyerukan masyarakat untuk memusuhi dakwah tauhid dan sunnah, merekalah contoh yang paling mudah terkait hadits di atas. Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti mereka, pelopor kemaksiatan dan penghasung pemikiran menyimpang, selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah dikubur tanah. Merekalah para pemilik dosa jariyah. Allah Azza wa Jalla berfirman,

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُون

“Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan.” (QS. an-Nahl: 25)

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah menjaga ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan menjauhi segala perbuatan dosa jariyah untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *