Ini Golongan Darah yang Paling Berisiko Terinfeksi Corona

banner 400x400

Hajinews.id – Sejak awal pandemi COVID-19, para peneliti yakin bahwa tidak ada orang yang kebal dengan virus corona. Tingkat keparahan COVID-19 yang dialami pasien pun diyakini melibatkan sejumlah faktor pendukung yang berbeda, mulai dari usia hingga penyakit bawaan yang sebelumnya diderita.

Namun, baru-baru ini para peneliti menemukan golongan darah seseorang ternyata memainkan peran dalam risiko infeksi corona dan bagaimana tingkat keparahan gejala COVID-19 yang diderita pasien. Tak cuma satu studi, klaim ini didukung oleh dua penelitian yang berbeda di jurnal Blood Advances yang dipublikasi pada Rabu (14/10/2020).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dalam salah satu penelitian tersebut, para ilmuwan membandingkan data kesehatan 473.654 orang Denmark yang dites COVID-19 dengan data dari kelompok kontrol lebih dari 2,2 juta orang. Dari 473.654 orang tersebut, 7.422 orang di antaranya positif corona.

Peneliti menemukan, ada lebih banyak orang dengan golongan darah A, B, dan AB yang positif corona ketimbang golongan darah O. Dalam catatan mereka, golongan darah O punya risiko sekitar 13 persen lebih kecil untuk terinfeksi virus corona.

Dilanair dari kumpara.com, para periset pun sebenarnya telah melakukan kontrol etnis dalam penelitian mereka. Namun, hasilnya tetap menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O yang dinyatakan positif virus corona lebih sedikit ketimbang golongan darah lain.

Para peneliti menemukan, 84 persen pasien corona dengan golongan darah A atau AB membutuhkan ventilasi mekanis. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang pasien dengan golongan darah O atau B, yang hanya 61 persen di antaranya membutuhkan ventilator.

Ilmuwan menjelaskan, catatan itu menunjukkan bahwa pasien golongan darah A atau AB memiliki tingkat cedera paru-paru yang lebih tinggi akibat COVID-19. Peneliti juga menemukan lebih banyak pasien dengan golongan darah A dan AB membutuhkan terapi dialisis untuk perawatan gagal ginjal.

Studi di Kanada juga menemukan mereka yang bergolongan darah A atau AB memiliki waktu tinggal lebih lama di unit perawatan intensif (ICU) dengan rata-rata 13,5 hari. Adapun pasien COVID-19 yang bergolongan darah O atau B memiliki rata-rata perawatan ICU selama sembilan hari.

Perlu dicatat, kedua penelitian tersebut adalah studi observasi. Artinya, para peneliti tidak mengkaji lebih lanjut penyebab dan bagaimana mekanisme yang dapat menjelaskan hubungan golongan darah dan risiko COVID-19 pada pasien.

Peneliti juga mengatakan, studi ini tidak dimaksudkan untuk menyederhanakan faktor risiko lain yang menentukan keparahan dari COVID-19.

  • “Saya tidak berpikir ini menggantikan faktor risiko keparahan lain seperti usia dan penyakit penyerta dan sebagainya,” kata Mypinder Sekhon , seorang dokter perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Vancouver dan seorang penulis studi Kanada, dikutip dari CNN.

(Dilansir dari berbagai sumber)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar