MAKKAH, hajinews.id – Usulan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag untuk memasang pembatas jemaah laki-laki dan perempuan di tenda Mina disetujui oleh Muasasah Ath-Thawafah Makkah dalam sebuah pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut dihadiri Pimpinan Muasasah beserta jajarannya. Delegasi Indonesia, selain Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, hadir juga Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Djumali bersama Staf Teknis Haji lainnya.
Sri Ilham Lubis menuturkan selama ini tidak ada pembatas yang dipasang di tenda Mina. “Penempatan jemaah haji di tenda Mina, akan dipisah jemaah laki dan perempuan,” ujar Sri Ilham Lubis di Makkah, Senin (09/12/2019).
Pertemuan itu mengagendakan evaluasi operasional haji 1440H/2019M, sekaligus pembahasan peningkatan layanan haji 1441H/2020M. Sri Ilham menyampaikan permohonan yang sebelumnya disampaikan Menteri Agama RI kepada Menteri Haji dan Umrah Saudi agar memperioritaskan pembangunan toilet bertingkat di Mina untuk jemaah haji Indonesia.
Sri Ilham juga meminta agar sejumlah inisiatif Indonesia untuk perbaikan layanan haji tahun lalu di Arafah dan Mina tetap dipertahankan, antara lain: penyediaan AC freon di Arafah, tambahan urinoir di Mina, dan penomoran tenda di Armina.
“Kami minta agar itu semua tetap berjalan, jika perlu ditingkatkan,” tegas Sri Ilham.
“Kami juga minta agar penempatan jemaah di Armina berdasarkan zonasi penempatan jemaah di Makkah,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, tahun lalu, Ditjen PHU Kemenag menerapkan kebijakan baru sistem penempatan jemaah di Makkah berbasis zona. Ada enam zona di Makkah, yaitu: Jarwal, Misfalah, Mahbas Jin, Syisah, Raudlah, Aziziyah, dan Rey Bakhsy.
Pihak muasasah, lanjut Sri Ilham, sepakat dengan hal ini. Bahkan, mereka berkomitmen untuk menyerahkan denah penempatan jemaah sejak tanggal 1 Dzulhijjah untuk memastikan kesiapan fasilitas yang tersedia di Arafah dan Mina, mulai AC, listrik, dan fasilitas lainnya.
“Tahun depan akan dibuat juga jalan khusus untuk jemaah pengguna kursi roda di Muzdalifah,” ungkapnya. (rah/kemenag)