DPR Minta Pemerintah Percepat Pengembangan Kawasan Industri Halal

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS Chairul Anwar. (Foto: Dok.PKS)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id – Komisi VI DPR RI yang di antaranya membidangi industri dan investasi meminta Kementerian Perindustrian agar mempercepat pengembangan kawasan industri halal untuk melesatkan potensi sektor tersebut mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

Anggota Komisi VI DPR RI Chairul Anwar menegaskan Indonesia merupakan potensi pasar terbesar industri halal di dunia. “Jangan sampai kita bangsa Indonesia hanya sebagai objek atau konsumen saja, tapi kita harus jadi subjek atau produsen produk halal,” ujar Chairul dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Chairul mengungkapkan, sejumlah anggota Komisi VI DPR telah melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri Modern Cikande Provinsi Banten. Di dalamnya terdapat sekitar 500 hektare sebagai Kawasan Industri Halal atau Modern Halal Valley.

Politisi PKS itu menyebutkan dalam rencana pembangunan kawasan industri halal yang dipaparkan Kementerian Perindustrian ada sekitar empat kawasan yang direncanakan akan dibangun. Namun, sampai saat ini baru satu kawasan yang berjalan. Padahal, ujar Chairul, bila ditinjau dari segi sumberdaya, Indonesia mempunyai sumberdaya yang cukup besar baik sumber daya manusia dan sumberdaya alam terkait industri halal ini.

“Alasan penting lainnya adalah berlakunya amanat Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) bahwa pemberlakuan sertifikasi produk halal akan wajib dilaksanakan pada 17 Oktober 2019 yang lalu, oleh karena itu pemerintah harus mepercepat pengembangan kawasan Industri Halal di Indonesia,” papar Chairul.

Selanjutnya Chairul menyampaikan keinginannya agar ke depannya, Indonesia harus menjadi pusat industri halal di dunia.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan bahwa Indonesia diharapkan mampu mengembangkan dan memperluas industri produk halal, yang pada akhirnya bisa diekspor untuk memenuhi kebutuhan dunia.

Ma’ruf mengatakan, potensi produk halal di pasar dunia sangat besar dan bukan hanya terbatas pada produk makanan minuman saja, akan tetapi juga termasuk jasa pariwisata, fesyen muslim, media dan hiburan muslim, termasuk kosmetik dan obat-obatan.

“Kita tidak ingin hanya sebagai konsumen, apalagi hanya sebagai tukang stempel halal bagi produk dunia yang masuk ke Indonesia,” kata Ma’ruf, di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (27/11).

Ma’ruf menjelaskan, pasar halal dunia memiliki potensi yang sangat besar. Tercatat, pada 2017 produk halal dunia mencapai 2,1 triliun dolar AS, dan diperkirakan akan terus berkembang menjadi tiga triliun dolar AS pada 2023.

Ma’ruf berharap Indonesia bisa meningkatkan potensi ekspor produk halal, yang saat ini baru berkisar pada angka 3,8 persen, dari total pasar halal dunia. Sementara untuk pasar dalam negeri, pada 2018 Indonesia telah membelanjakan 214 miliar dolar AS untuk produk halal.

Berdasarkan laporan dari Global Islamic Economic Report pada 2019, Brazil merupakan eksportir produk halal nomor satu dunia, dengan nilai mencapai 5,5 miliar dolar AS, diikuti oleh Australia dengan nilai 2,4 miliar dolar AS. (rah/republika/antara)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *