Hikmah Pagi : Empat Perempuan Mulia Yang Jadi Ratunya Bidadari di Surga

banner 400x400

Hajinews.id – Empat perempuan mulia penghuni surga ini mendapatkan derajat tinggi berkat perjuangan, konsistensi dan ketabahannya menjaga kemurnian iman. Keempatnya adalah ratu bagi para bidadari di Surga.Berikut beberapa perempuan yang disebut oleh Nabi Muhammad sebagai sebaik-baiknya perempuan penghuni surga. Sosok empat perempuan mulia yang diberi kedudukan tinggi di surga.

Sahabat Abdullah bin Abbas menyatakan bahwa Nabi pernah bersabda,

Bacaan Lainnya
banner 400x400

عن عكرمة عن بن عباس قال قال رسول الله ﷺ أفضل نساء أهل الجنة خديجة بنت خويلد وفاطمة بنت محمد ﷺ ومريم بنت عمران وآسية بنت مزاحم امرأة فرعون

“Sebaik-baiknya perempuan penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwaylid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Mazahim istri Fir’aun.”

Khadijah binti Khuwaylid adalah istri pertama Nabi Muhammad yang beliau nikahi ketika beliau berusia 25 tahun. Khadijah adalah orang yang selalu ada di sisi Nabi ketika penerimaan wahyu yang pertama dan masa-masa sulit ketika periode awal mendakwahkan Islam. Khadijah mendermakan seluruh harta kekayaannya untuk mendukung dakwah Nabi Muhammad. Tidak ada orang yang lebih memiliki kontribusi kesuksesan dakwah Nabi di masa-masa awal kecuali Khadijah.

Fatimah binti Muhammad adalah puteri hasil pernikahan Nabi Muhammad dengan Khadijah binti Khuwaylid. Suaminya, Ali bin Thalib adalah salah satu di antara pemuda yang masuk Islam dan menerima risalah kenabian Muhammad. Dari Fatimah, lahir Hasan dan Husein, dua cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW. Kesetiaannya mendukung dakwah sang ayah telah membawanya pada derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.

Maryam binti Imran adalah perempuan yang namanya disebut dan dikisahkan di dalam al-Qur’an. Perempuan tanpa cela yang melahirkan Nabi Isa AS tanpa suami. Keyakinannya pada Allah SWT masyhur dikisahkan dalam al-Qur’an; setiap kali Zakariyya masuk ke dalam kamar Maryam, di sana selalu tersedia makanan. Dia bertanya, “dari mana makanan ini?” Maryam menjawab, “makanan itu dari Allah SWT, Dzat yang maha memberi siapa saja tanpa disangka-sangka.”

Asiyah binti Mazahim, istri Fir’aun yang terkenal dengan pembangkangannya kepada Allah SWT. Di tengah segala kejahatan dan kemaksiatan besar yang dilakukan suaminya, Asiyah tetap memeluk keimanan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Namun sebagai seorang istri, dia tetap menjalankan kewajibannya untuk suaminya. Kesabaran, ketangguhan dan kepatuhannya membawa Asiyah dihadiahi derajat yang tinggi dan jaminan surga oleh Allah SWT.

Itulah empat perempuan mulia penghuni surga yang mendapatkan derajat tinggi berkat perjuangan, konsistensi dan ketabahannya dalam menjalankan kodratnya sebagai perempuan serta menjaga kemurnian imannya kepada Allah SWT.

Empat perempuan mulia itu menunjukkan jika menjadi perempuan bukanlah hambatan untuk maksimal dalam beribadah. Menjadi perempuan adalah sunnatullah. Tidak perlu kesetaraan untuk mendapatkan kemuliaan-kemuliaan sebagaimana yang disediakan untuk laki-laki. Cukup dengan sadar akan posisi dan memaksimalkan kontribusi sesuai kodratnya, Allah SWT akan tempatkan ia di surga manapun yang dia inginkan.

(Sumber harkah).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar