Hajinews.id – Salah satu anak ulama asal Rembang sekaligus budayawan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, Ienas Tsuroiya angkat bicara terkait pencatutan nama Gus Mus.
Karena itu ia membuat klarifikasi dan cuitan di akun Twitter miliknya @tsuroiya yang meminta pendukung Presiden Jokowi, baik buzzer atau bukan untuk melakukan cara yang baik jika ingin kampanye melawan FPI.
Ienas mengatakan tidak perlu mencatut nama Abahnya atau Gus Mus. Bahkan Ienas mengatakan sudah lebih dari tiga tahun keluarganya dibuat repot dengan hal itu.
“Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yg baik. Jangan mencatut nama Abah saya, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus),” tulis Ienas dikutip hajinews.id dari akun twitter @tsuroiya pada Senin, 14 Desember 2020.
Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yg baik. Jangan mencatut nama Abah saya, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus).
Setidaknya sudah tiga tahunan ini kami dibuat repot gara2 ulah kalian. Stop it!
— ienas Tsuroiya (@tsuroiya) December 13, 2020
Ienas bahkan menyebut salah satu akun buzzer yang kerap menambahi nama Gus Mus di dalamnya.
“Saya sebut saja salah satu akun buzzer itu: Kata Kita. “Di tahun 2018, akun ini memposting tulisan orang lain tapi namanya diganti nama Abah. Pasang foto beliau pula. Saya lgsg komplain saat itu juga. Sempat ngeles, tapi ketika banyak yg mendukung saya, postingan hilang,” lanjutnya.
Saya sebut saja salah satu akun buzzer itu: Kata Kita.
Di tahun 2018, akun ini memposting tulisan orang lain tapi namanya diganti nama Abah. Pasang foto beliau pula. Saya lgsg komplain saat itu juga. Sempat ngeles, tapi ketika banyak yg mendukung saya, postingan hilang. pic.twitter.com/5pD0qEgvi5
— ienas Tsuroiya (@tsuroiya) December 13, 2020
Namun Ienas membantah cuitan tersebut karena membela Front Pembela Islam (FPI), ia bahkan mengatakan masih memiliki trauma dan ketakutan saat berhadapan dengan mereka.
Apakah dengan menulis klarifikasi seperti ini, saya mendukung FPI? Oh, tentu tidak.
Saya termasuk warga negara yang ikut resah menyaksikan sepak-terjang mereka selama ini, yang sering diwarnai kekerasan, meski dengan alasan "nahi mungkar". Googling saja, banyak korbannya.
— ienas Tsuroiya (@tsuroiya) December 13, 2020