Sejarah Petamburan Sebelum Dikenal Menjadi Markas FPI

Hajinews – Saat ini wilayah Petamburan menjadi sorotan, penjagaan oleh aparat juga diperketat sejak pembubaran Front Pembela Islam menyeruak menjadi pemberitaan. Karena di kawasan itu Habib Rizieq Shihab sebagai Imam Besar FPI memusatkan kegiatannya.

Namun menarik sekali kalau kita mengenang sejarah Petamburan di jaman dulu. Seperti apakah kawasan itu dulunya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dilansir dari laman Sindonews (1/1/2021) Merujuk dari peta lama Jakarta tahun 1876 terpantau kawasan Petamburan merupakan kawasan permukiman. Sementara Slipi dan Palmerah merupakan lahan perkebunan.

Sembilan tahun kemudian yakni tahun 1885 peta kawasan ini berubah. Lahan-lahan pertanian di sekitaran Slipi berubah menjadi permukiman. Begitupun dengan kawasan Petamburan yang kini berubah menjadi kawasan permukiman.

“Di sana permukiman warga menjadi kian banyak. Tapi, masih ada kaitannya dengan pertanian dan kebon pala,” kata Chandrian.

Seiring berkembangnya kawasan Tanah Abang sejak operasi perdana jalur kereta Jakarta – Angke – Rangkasbitung pada 1 Oktober 1899 oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, Staatsspoorwegwn Westerlijnen (SS-WL). Kawasan Tanah Abang kian berkembang pesat, rumah-rumah penduduk mulai bermunculan di Petamburan yang hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari Tanah Abang.

Nama Petamburan juga ada hikayatnya, Zaenuddin HM, jurnalis dan penulis buku Trilogi Jakarta, menjelaskan hal itu dalam buku karyanya 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe, setebal 377 halaman yang diterbitkan Ufuk Press pada 2012.

Dikisahkan, pada masa lalu di daerah tersebut ada seorang penabuh tambur yang sangat kesohor. Tidak begitu jelas, apakah dia seorang pribumi ataukah orang Belanda.
Dia terkenal ahli menabuh tambur yang biasa dipakai tentara Belanda, saat latihan dia keliling kampung.

Suatu hari si penabuh tambur yang tersohor itu meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan di bawah pohon jati.
Karena itulah banyak pula orang menyebut kawasan ini dengan Jati Petamburan. Kendati warga Jakarta lebih mengenal dengan sebutan Petamburan.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar