Hikmah Siang : Syarat Diterimanya Amal

banner 400x400

Hajinews.id – Allah menentukan penerimaan dan penolakan amal hamba-Nya. Untuk itu, Allah menentukan syarat-syaratnya diterima amal saleh manusia, dan Allah juga yang berhak menolak amalan manusia jika tidak memenuhi syarat yang ditetapkan Allah. Hanya Allah yang berhak menetapkan syarat-syarat itu.

Allah menyatakan dalam Al-Qur’an dan RasulNya juga menjelaskannya. Syarat diterima amal saleh ada tiga, yakni:.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

1. Iman dan tauhid.
2. Ikhlas
3. Mutabbah ( mengikut tatacara Nabi shallahuali wa sallam)

Dua syarat khusus yaitu ikhlas dan ikut cara nabi Shallallahu alaihi wa sallam sentiasa diberi perhatian dan diulang-ulang dalam masyarakat kita.

Dalam kitab “Jami’ al-Ulum’, Ibnu Rajab ak-Hanbali rahimahullah mengatakan, Imam Bukhari mengawali kitab shahihnya dengan hadis niat dan ikhlas dalam beramal dan menempatkannya laiknya sebuah khutbah atau pembuka untuk kitab itu.

Dengan hal itu, seolah-olah Imam Bukhari ingin menyatakan bahwa segala amal yang dilakukan tidak ikhlas karena ingin mencari wajah Allah maka amal itu akan sia-sia, tidak ada hasilnya baik diunia maupun di akhirat.

Alhamdullilah, ramai yang mengambil pelajaran darinya. Tapi sayangnya syarat yang pertama tidak diberi perhatian sebagaimana dua syarat diatas. Syarat yang pertama iman dan tauhid. Padahal, Allah Ta’ala hanya akan menerima amal saleh yang dilakukan seseorang dengan syarat orang tersebut mukmin dan tauhid

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلا يَخَافُ ظُلْمًا وَلا هَضْمًا
“Dan barangsiapa mengerjakan kebajikan sedang dia itu mukmin, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zhalim terhadapnya dan tidak (pula khawatir) akan pengurangan haknya”. (QS. Thaha : 112)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan, sedang dia itu mukmin, maka usahanya tidak akan diingkari (sia-sia) dan sungguh Kami akan mencatat untuknya” (QS. Al-Anbiyaa : 94)

Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Barangsiappa mengerjakan kebajikan baik laki-laki maupun perempuan sedang dia itu mukmin maka mereka akan masuk surga, merea diberi rezeki di dalamnya tanpa batas”. (QS Al Mu’min : 40).

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى
“Barangsiapa datang kepada-Nya dalam keadaan beriman dan telah mengerjakan kebajikan, maka mereka itulah orang yang memperoleh derajat yang tinggi” (QS. Thaahaa : 75)

Sebaliknya semua amalan yang tidak memenuhi syarat tauhid, tidak diterima dan tidak dibalas, malah menjadi debu yang sia-sia. Hanya Allah yang berhak menetapkan balasan amal hambaNya.

Semua ayat-ayat di atas dengan jelas dan tegas menjelaskan bahwa sekadar orang salat, puasa, zakat, haji dan yang lainnya belum tentu dia itu muslim kalau dia belum merealisasikan Laa ilaaha illallaah.

Allah gambarkan dalam firman-Nya.
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan” (QS. Al-Furqan : 23)

Mereka mengira sudah berbuat sebaik-baiknya, mengira bahwa dia itu calon penghuni surga, mengira bahwa amalannya diterima Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengira dirinya aman dari api neraka. Tapi ternyata, tidaklah seperti yang dia perkirakan. Bukannya pahala yang didapatkannya, akan tetapi malah siksa api neraka, karena apa? kerana belum merealisasikan inti dari ajaran Islam, yakni Laa ilaaha illallaah (menguatkan iman kepada Allah Ta’ala).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *