Halim Ambiya, Ustadnya Anak Jalanan

Halim Ambiya, Ustadnya Anak Jalanan
Halim ambiya
banner 400x400

HajinewsHalim Ambiya pernah diselamatkan anak punk dalam sebuah kerusuhan di Thailand. Sebagai bentuk terima kasihnya, sang ustad mendirikan Pesantren Tasawuf Underground yang menampung anak punk dan anak jalanan.

Saat sebagian orang cenderung menghindari anak jalanan, Halim Ambiya (46 tahun) justru mendekatinya. Mereka diajak membersihkan diri, mengaji Al-quran,  dan mengembangkan potensi kreatif masing-masing. Inilah jalan “tasawuf” yang merangkul kelompok masyarakat terpinggirkan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Afdhalul jihaadi an yujaahidur rajulu nafsahu wa hawaahu.”  Halim Ambiya mengucapkan kalimat ini dengan suara lantang. Dia berdiri  sembari menunjuk tulisan Arab di papan tulis. Dandanannya santai: celana jins biru, kemeja putih lengan panjang, dan peci Afghanistan warna hijau. Jenggot tipis menutupi dagu.

Di hadapan Halim, duduk rapi 20-an pemuda. Penampilan mereka juga santai. Ada yang mengenakan kain batik rapi,  kemeja, peci, atau pakai kaos oblong saja. Sebagian mereka bertato di  beberapa bagian tubuhnya. Ada juga yang berambut gondrong sebahu. Mereka serempak menirukan ucapan Halim berulang-ulang sampai hadis riwayat Ad-Daelami itu nempel di kepala. Untuk mengecek hafalan, satu per satu bergantian melafalkannya. Jika ada salah ucap, Halim langsung memperbaiki.

“Jihad yang paling utama adalah seseorang yang berjuang melawan dirinya dan hawa nafsunya.” Halim menerangkan arti hadis itu, dan para santri kembali menirukannya bersama-sama.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *