Rocky Gerung; Perang Antara SBY Dan Moeldoko Akan Menjadi Tontonan Yang Lama Dan Menarik

Hajinews – Pengamat politik Rocky Gerung menilai konflik soal kudeta KSP Moeldoko untuk merebut posisi Ketua Umum Partai Demokrat akan berbuntut panjang lantaran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan didukung oleh mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sementara di sisi lain, ungkapnya, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko akan didukung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Pertandingan ini akan menarik karena di situ ada seorang SBY, jadi jangan dilihat AHY yang mayor dan sebagai seorang ahli strategi, itu kan terbukti dengan cara beliau kemudian bisa jadi presiden dua kali,” ucapnya.

Rocky Gerung menyampaikan bahwa ‘peperangan’ ini tak akan selesai dalam waktu singkat serta akan menjadi tontonan menarik bagaimana dua kubu besar ini saling balas-membalas.

“Menurut saya akan saya menarik ini, bagaimana caranya pak Moeldoko dan pak Jokowi menghadapi pertempuran jangka panjang yang mungkin sedang disiapkan oleh kubunya pak SBY,” tuturnya.

Dia juga tak bisa membayangkan segeram apa Moeldoko saat ini setelah foto-fotonya yang sedang mencium tangan SBY tersebar di Internet usai rencana kudeta tersebut tersebar luas.

Menurutnya, dilansir dari laman Pikiranrakyat-Bekasi.com, Rabu, 3 Februari 2021, konflik ini akan menjadi permainan strategi komunikasi publik yang merupakan keahlian SBY, sehingga kubu Jokowi tidak akan mudah melewati persoalan ini.

“SBY itu sangat paham lika liku mainan begituan, karena dulu SBY dikesankan sebagai presiden yang selalu mengadukan dirinya seolah-olah dizalimi segala macam,” ucapnya.

“Tapi belakangan kita tahu bahwa itu bagian dari teknik politik aja sebetulnya, sekarang mungkin pak SBY lagi menikmati kembali hobi dia untuk mempermainkan isu politik itu kan,” katanya.

Rocky Gerung juga menilai bahwa persoalan ini adalah tentang siapa yang sukses dan ahli dalam umpan-mengumpan, siapa yang menyerang duluan dan bagaimana balasannya.

“Karena kalau umpan mengumpan itu SBY jago, orang ingin lihat sebetulnya jangan sampai pak Jokowi yang kepleset karena keahlian pak SBY, cukuplah pak Moeldoko halangi jangan sampai ujan ini juga membuat jalan politik Istana jadi licin.” tuturnya.

Karena jika rencana Moeldoko gagal, dirinya yakin hal itu akan berimbas langsung kepada Jokowi.

Lebih lanjut, Rocky Gerung pun menyoroti suara Moeldoko yang di hari ketiga usai dugaan kudeta terhadap Partai Demokrat, KSP tersebut tetap memilih diam begitu juga dengan Istana.

Ia menilai bahwa kesunyian dari pihak istana untuk menanggapi hal ini justru menunjukkan ada yang tidak beres.

“Itu menunjukkan ada kalkulasi yang hati-hati dari Istana untuk mengomentari konferensi pers dari AHY,” ucapnya.

Menurutnya kehati-hatian itu timbul karena hal ini bisa menyangkut banyak pihak, bisa jadi ternyata tidak hanya orang-orang yang diundang Moeldoko kemarin, melainkan terdapat satu komplotan besar.

“Jadi kita ingin supaya agar skandal ini dalam skala apa pun harus kita buka, karena kita udah berjanji untuk menghasilkan demokrasi yang betul-betul bermutu, nah karena itu publik sebetulnya tidak lagi menunggu apa yang akan diucapkan Partai Demokrat, karena partai demokrat sudah lengkap seluruh pembuktiannya,” tuturnya.

Rocky Gerung juga menyampaikan, publik saat ini justru menunggu pernyataan resmi dari Jokowi.

Bahkan menurutnya, ketergesa-gesaan Moeldoko yang bereaksi begitu cepat agar jangan libatkan presiden justru membuat publik semakin curiga.

“Artinya sebaliknya, psikologisnya tahu bahwa presiden paham dengan keadaan ini, sehingga publik menuntut apa maksudnya jangan libatkan presiden, kenapa pagi-pagi udah jangan libatkan presiden,” ucapnya.

Kepanikan Moeldoko itu menurut Rocky Gerung merupakan sebuah blunder yang terlihat jelas, padahal Partai Demokrat juga memang telah melayangkan surat kepada Presiden Jokowi.

“Dia posisinya adalah west wing, kuping presiden yang juga adalah lidah presiden, kan itu fungsi KSP, bahkan detail dari agenda presiden diketahui olehnya, jadi kalo pak Moeldoko bilang nggak ini pribadi saya, bagaimana bisa,” tuturnya.

“Anda kan dari awal dinyatakan sebagai KSP dalam upaya untuk mem-backup pekerjaan presiden, jadi kalau pribadi ngapain anda ada di Istana, demi apa misalnya komplotan pengkudeta ini menghubungi anda, kalau anda bukan KSP ya gak akan ada yang peduli pada anda, kan itu logikanya,” katanya.

Oleh karena itu, Rocky Gerung menegaskan bahwa Moeldoko tidak bisa bilang bahwa keinginannya mengkudeta Partai Demokrat adalah dari diri pribadinya, karena itu harus diluruskan bahwa skandal ini menyangkut Moeldoko sebagai KSP.

“Itu terkait dengan kedudukan dia sebagai orang nomor dua sebetulnya dalam republik ini, tangan kanan Jokowi, yaitu Moeldoko sebagai KSP,” tutupnya. (dbs).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar