Analisa Bloomberg; Pandemi Corona Indonesia Berakhir 10 Tahun Lagi, Kenapa?

banner 400x400

Hajinews — Menurut hitungan Bloomberg, proses vaksinasi di Indonesia masih kalah cepat dengan negara-negara lain. Dengan tingkat vaksinasi saat ini, prediksi kalkulasinya Indonesia baru bisa mengakhiri pandemi sekitar 10 tahun lagi.

Riset Bloomberg tersebut dibangun berdasarkan basis data vaksin COVID-19 terbesar yang diberikan di seluruh dunia, dengan lebih dari 119 juta dosis di seluruh dunia.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dari data tersebut, Bloomberg memperhitungkan tingkat vaksinasi saat ini dengan populasi suatu negara untuk memberikan gambaran singkat tentang waktu kapan pandemi corona berakhir atau mencapai tingkat herd immunity, sebagaimana dilansir Zamane, Sabtu (6/2/2021).

Pakar epidemiologi ternama asal Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci, telah menyarankan untuk membentuk herd immunity atau kekebalan komunal, setidaknya dibutuhkan 70-85 persen dari populasi di wilayah harus divaksinasi. Tetapi, jika hanya sedikit orang dalam suatu wilayah yang divaksinasi, virus dapat terus menyebar tanpa terkendali.

Berdasarkan hitungan Bloomberg per 5 Februari 2021, tingkat vaksinasi terbaru di Indonesia rata-rata 64.187 dosis per hari. Pada tingkat ini, dibutuhkan lebih dari 10 tahun untuk mencakup herd immunity 75 persen populasi dengan vaksin dua dosis.

Berdasarkan Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hingga September 2020, jumlah penduduk Indonesia tercatat mencapai 270.203.911 jiwa. Jika mengalkulasi hitungan Bloomberg, 64.187 dosis vaksin per hari dikali 3.650 hari (10 tahun), maka akan menghasilkan 234.282.550 jiwa masyarakat Indonesia tervaksinasi dan telah memenuhi herd immunity.

Perhitungan ini akan terus berubah-ubah, tergantung upaya pemerintah untuk meningkatkan vaksinasi di masyarakat. Selain itu, ada kemungkinan akan semakin cepat karena lebih banyak vaksin yang tersedia.

Bloomberg membuat perhitungan dengan vaksin dua dosis yang tersedia saat ini.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setidaknya membutuhkan waktu selama 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Hal itu berdasarkan perhitungan pemerintah terhadap jumlah sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.

”Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya,” ujar Budi dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes (2/1/2021)

Budi menjelaskan, untuk mencapai kekebalan kelompok pemerintah telah mencanangkan kebutuhan sebanyak 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta penduduk Indonesia.

Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.

”Kami menyiapkan buffer stock sebanyak 15 persen. Jadi total yang kita butuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin,” kata Budi Gunadi.

“Dengan kalkulasi tersebut, diperkirakan waktu yang diperlukan 3,5 tahun untuk menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia,” tuturnya.

Lebih lanjut, Menkes merinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari lima jalur.

Sebanyak empat jalur berasal dari kerja sama bilateral dengan empat produsen yaitu Sinovac dari China, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika dan AstraZeneca dari Swiss-Inggris.

Kemudian, satu jalur lain berasal dari kerja sama multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI.

Budi menegaskan, komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia.

”Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan di sini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan. Kenapa? Karena nanti kita ngak kebagian,” ucapnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *