Zulaikha: Pelopor Tasauf Cinta

Zulaikha: Pelopor Tasauf Cinta
foto/ilustrasi: zulaikha

Hajinews – Ada satu nama perempuan di era Mesir kuno yang diangkat kisahnya untuk menjadi ibrah bagi kaum muslimin, khususnya bagi perempuan. Namanya Zulaikha, istri Putifar, pembesar kerajaan Mesir pada masa Dinasty Amonhatep ke III.

Dikisahkan sosok perempuan ini dalam Surah Yusuf, ketika Allah SWT mengisahkan kisah Nabi Yusuf a.s. kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pada masa Amonhatep ke III berkuasa di Mesir, situasi politik saat itu dalam keadaan “terkendali” berkat kemampuan Panglima Perang, sekaligus Kepala perbendaharaan Negara, Putifar. Putifar ini yang membeli Yusuf di pasar perdagangan budak, dari penjualnya yang bernama Malik Ibn Zahr, seorang pemimpin kafilah yang melintasi daerah Kanaan, tatkala hendak berdagang ke Mesir. Malik Ibn Zahr ini dikisahkan sebagai pedagang dari Arab, cucu dari Nabi Ismail a.s. yang setelah mengetahui bahwa sosok yang telah dijualnya memiliki bukti-bukti kenabian, amat menyesal. Penyesalannya membuat dia menemui Putifar, hendak membatalkan penjualan Yusuf, dan mengembalikan dirham hasil penjualan Yusuf kepada Putifar. Namun niatnya itu tidak dikabulkan, salah satu alasannya, karena istri Putifar terlanjur sudah sangat sayang kepada Yusuf, budak yang dibeli suaminya itu, karena kebaikan budi pekerti dan ketampanannya. Pada saat itu, Zulaikha disamping istri pembesar Mesir, ia juga “putri kuil” Amon. Kala itu, religiusitas di Mesir masih dikuasai keyakinan politheisme dimana Amon Ra, adalah Dewa Matahari yang disembah sebagai Dewa paling kuat diantara dewa-dewa lain. Untuk penyembahan Amon Ra, didirikan kuil besar bernama Kuil Amon, yang sehari-harinya dipimpin oleh pendeta dengan pengaruh kekuasaan yang menyaingi Raja. Sebab itu, terjadi rivalitas antara Raja/Pemerintahan dengan Kuil Amon yang memiliki legitimasi sosio-relogius yang kuat dalam masyarakat. Perang dingin, antara Raja Amonhatep III dan Kuil Amon, sejauh itu dapat di atasi oleh Putifar dan istrinya Zulaikha. Sekalipun Zulaikah itu adalah istri Putifar, namun Putifar sendiri tidak percaya kepada ketuhanan Amon, sebagaimana Amonhatep juga sesungguhnya tidak begitu senang dengan Amon karena perilaku korup dari para pendeta penguasa kuil Amon.

Singkat cerita, Nabi Yusuf Alaihissalam dipelihara oleh Putifar di istananya, hingga remaja. Nabi Yusuf yang terbimbing oleh Allah, kian hari kian tampak ketampanannya dengan kebaikan akhlaknya. Hal itu, rupanya telah mengubah persepsi Zulaikha, terhadap dirinya. Rasa sayang yang tumbuh dalam dirinya terhadap Yusuf kecil, telah berubah menjadi tuntutan untuk menguasai Yusuf bukan sekedar budak pekerja, namun juga budak seks-nya. Pada masa itu, budak bisa diperlakukan semau tuannya, termasuk melayani nafsunya jika tuannya berkehendak. Hasrat Zulaikha nampaknya telah berkecamuk, tak tertahankan lagi. Hingga suatu waktu, ia melancarkan muslihat untuk melampiaskan nafsunya kepada Yusuf.

Di sekapnya Yusuf di kamarnya, dan dipaksanya melayani dorongan seks-nya. Namun Yusuf tidak berkenan. Kejadian itu dipergoki oleh Putifar, yang membuat murka Putifar naik, setelah Zulaikha memfitnah Yusuf akan memperkosanya. Nabi Yusuf yang tidak punya saksi untuk membela diri, memperoleh petunjuk Allah, untuk mengajukan seorang bayi (keponakan Zulaikha) sebagai saksinya. Zulaikha mungkin menganggap bahwa bayi itu tidak mungkin bercerita untuk memberikan kesaksian, karena masih sangat kecil dan belum bisa bicara. Maka tanpa berpikir panjang, Zulaikha menerima usulan Yusuf untuk menjadikan bayi itu sebagai saksi. Dihadirkannlah bayi tersebut, lalua ditanyai kesaksiannya atas peristiwa itu. Diluar persangkaan mereka, bayi itu tiba-tiba dapat berbicara dan memberikan kesaksian, katanya: “jika baju Yusuf sobek bagian belakang berarti Zulaikha yang bersalah, jika baju Yusuf sobek dibagian depan, berarti Yusuf yang bersalah”. Sejurus kemudian Putifar memeriksa pakaian Yusuf dan dia menemukan bagian belakang baju Yusuf sobek.

Putifar marah besar kepada istrinya, namun menahan amarahnya dan memerintahkan seluruh pembantu di istana itu, untuk tidak menceritakan peristiwa itu, demi menjaga kehormatan diri dan keluarganya. Namun, tetap saja desas-desus atas peristiwa itu tidak urung ditutupi, rumors beredar di kalangan istri-istri para pembesar di Mesir. Tidak mau dianggap “murahan” mengobral diri, Zulaikha membuat rencana, mengundang semua istri-istri pembesar Mesir ke kediamannya, lalu menyediakan sebilah pisau dan jeruk pada tiap-tiap perempuan itu. Setelah itu Zulaikha memerintahkan Yusuf masuk ruangan untuk membawakan aneka makanan dan minuman kepada tetamu. Disaat Yusuf berjalan di hadapan para istri pejabat itu, ketampanan Yusuf seolah menyihir mereka, sehingga tidak sadar mengiris tangan mereka masing-masing tanpa mereka sadari.

Dihati kecil Yusuf sebenarnya juga ada rasa suka kepada Zulaikha, yang memang memiliki paras wajah yang cantik, namun takutnya kepada Allah, mengalahkan nafsunya. Nabi Yusuf alih-alih menuruti nafsunya, beliau bahkan berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari Zulaikha. Nabi Yusuf berkata sebagaimana di kisahkan dalam Alquran; Ya Allah, penjara lebih baik bagiku, daripada tetap dirumah ini. Maka sesuai keinginan hatinya itu, Allah menggerakkan Zulaikha untuk menghukum Nabi Yusuf dan memenjarakannya.

Amaonhatep III wafat setelah diracuni oleh orang kuil Amon, ia digantikan oleh putranya, Amonhatep IV yang kira-kira seusia dengan Nabi Yusuf. Konflik antara Kuil Amon/penguasa urusan agama dengan pihak penguasa politik/pemerintahan kian memanas. Putifar masih menduduki posisinya, meski keadaannya sudah tidak sehebat dulu lagi, karena faktor usia yang membuat kesehatannya sering tidak stabil.

Belasan tahun Nabi Yusuf dalam penjara, dan kebaikan budi pekertinya membuat se-isi penjara, termasuk para penjaga di penjara itu suka padanya. Di penjara itu, Nabi Yusuf dianugerahi kemampuan mentakwilkan mimpi. Dan beberapa kali ia mentakwil mimpi dari nara pidana yang lain, dan terbukti benar. Hal itu membuatnya makin terkenal. Zulaikha sendiri yang cinta mati kepada Nabi Yusuf, masih sering datang ke penjara itu, menengok Yusuf namun hanya melihatnya dari kejauhan, dan tidak berani menemuinya. Cintanya kepada Yusuf, berdampak pula kepada nara pidana lain, termasuk para penjaga, karena seringnya Zulaikha berkirim makanan dari istananya ke penjara itu, demi kekasih hatinya, Yusuf.

Suatu waktu, Amonhatep IV bermimpi, ada 7 ekor kerbau gemuk naik disungai nil, lalu sungai nil kering, disusul naiknya 7 ekor kerbau kurus yang memakan kerbau gemuk tadi. Ia tidak tahu makna mimpinya, maka ditanyakannya kepada tukang sihir di kuil Amon. Namun tidak ada yang bisa mentakwilkan mimpinya. Belum juga mimpi itu di takwilkan, Amonhatep IV kembali bermimpi, ada 7 bulir gandum kehijauan, ditelan oleh 7 bulir gandum kering. Makin penasaran dengan mimpinya, Amonhatep membuat sayembara bagi siapapun yang mampu menafsirkan mimpinya, maka akan diberi hadiah besar dan kedudukan yg terhormat di pemerintahan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *