Apakah Anies Baswedan Akan Seperti Adnan Menderes?

Anies Baswedan Akan Seperti Adnan Menderes
Anies Baswedan Akan Seperti Adnan Menderes

Di antara program dan janji politik Adnan Menderes saat kampanye pertama kali dalam Pemilu tahun 50 ialah :

1. Mengembalikan Adzan dengan bahasa Arab (sebelumnya diubah Kemal Ataturk menjadi bahasa Turki).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dituliskan dalam sejarah Turki moderen, saat Adnan Menderes memenuhi janjinya terkait adzan dikembalikan berbahasa Arab, jutaan masyarakat Turki di seantero negeri serentak sujud syukur di semua tempat ; di jalanan, di pasar dan di mana saja mereka berada.

2. Memperbolehkan ibadah haji, karena selama 37 tahun dilarang Mustafa Kemal.

3. Memperbolehkan melakukan pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah yang sebelumnya dilarang selama 37 tahun.

4. Membuka sekolah Imam Khatib yang dibubarkan Mustafa Kemal sejak ia berkuasa. Presiden Erdogan sekarang adalah alumni salah satu sekolah Imam dan Khatib tersebut.

5. Menghapus UU yang melarang muslimah untuk berjilbab yang sudah diterapkan selama 37 tahun.

Nah! Lalu bagaimana dengan Anies Baswedan? Kami melihat ada beberapa kesamaan Beliau dengan Adnan Menderes. Di antaranya :

1. Kesamaan kepribadian dan karakter seperti, cerdas, memiliki visi dan misi yang jelas, berani menghadapi resiko apapun, (semoga siap mati demi perjuangan agama, umat dan negeri, seperti yang dimiliki Allah Yarham Adnan Menderes).

2. Kesamaan situasi dan kondisi negeri saat Beliau mencalonkan/dicalonkan menjadi Pemimpin tertinggi negeri seperti, kelompok sekularisme menguasai negeri sejak puluhan tahun, dukungan penuh asing terhadap mereka, kondisi ekonomi yang carut marut, dominasi Asing/Aseng atas ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan lainnya, islamophobia dan tekanan pada umat Islam yang sedang di puncaknya, kerinduan kebanyakan umat Islam terhadap tegaknya syariat Islam di tengah keterpurukan mereka di hampir semua sektor kehidupan dan lain sebagainya.

3. Memahami dengan baik situasi dan kondisi negeri dan masyarakat yang sedang terjadi. Dengan demikian, pasti solusi yang ditawarkan adalah yang mendasar dan membumi sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

3. Baik Adnan Menderes maupun Anies Baswedan sama-sama Muslim yang hidup, berpolitik di negeri mayoritas Muslim dan prihatin terhadap nasib mayoritas saudaranya di negeri mereka sendiri.

Adapun sisi perbedaannya ialah, Adnan Menderes memiliki kepastian politik karena memiliki partai sendiri yaitu Partai Demokrat, tidak terikat dengan ikatan threshold kendati partainya baru dan hidup di zaman tirani kaum sekular.

Sedangkan Anies Baswedan tergantung kepada partai orang lain. Apalagi partai utama pendukungnya, NASDEM masih harus berkoalisi dengan dua partai lain agar lolos dari jeratan maut setan politik yang bernama threshold.

Lalu apa solusinya agar Anies Baswedan lolos dicalonkan menjadi Capres tahun 2024?

Karena Anies Baswedan sudah nyata mendapatkan dukungan yang tinggi dari rakyat lintas suku dan masyarakat (versi kasat mata dan tidak berdasarkan lembaga survey), maka menurut hemat penulis solusinya adalah sebagai berikut :

1. Partai pendukung pertama (NASDEM) wajib memberikan jaminan kepada kedua partai yang diajak berkoalisi (PKS dan Partai Demokrat) dan juga masyarakat luas bahwa niatnya adalah tulus untuk menyelamatkan kapal negeri yang sudah karam separuh badannya. Karena semua juga tau bahwa selama Jokowi menjadi Presiden NASDEM, adalah bagian dari politik dan ekonomi oligarki.

Artinya, NASDEM harus benar-benar bertaubat dengan taubatan nashuha agar mendapat kepercayaan penuh dan dijamin tidak ada dusta di antara mereka.

Apalagi NASDEM dipimpin seorang anak Aceh yang terkenal berwibawa dan konsisten dengan agamanya.

Dulu tersebutlah Soekarno datang menghadap seorang pemimpin besar Aceh bernama Daud Beureueh meminta agar sang ulama kharismatik itu tidak membawa Aceh berpisah dengan NKRI sambil mengeluarkan air mata buayanya. Eh tidak lama setelah itu, Soekarno mengundang Beliau ke Jakarta. Ternyata untuk dipenjarakan alias tahanan rumah sampai wafat. Semoga pak Surya Paloh tidak meniru cerita Soekarno itu. Nanti bisa kualat, kata sebagian masyarakat kita.

2. Kedua partai yang diajak berkoalisi (PKS dan Partai Demokrat) jangan sampai mengajukan syarat koalisi dengan sesuatu yang paling berat/mustahil seperti kursi Wapres karena masyarakat juga tau masih ada Cawapres dari luar kedua partai tersebut yang mungkin lebih qualified demi kepentingan negeri dan negara yang lebih baik dan lebih besar berjangka panjang.

Lalu, bagaimana jika Anies Baswedan gagal dicalonkan menjadi Capres tahun 2024 yang akan datang? Apapun sebabnya, khususnya karena ketiga partai tersebut tidak mendapatkan kesepakatan antara mereka dan masing-masing mencari tempat berlabuh sendiri-sendiri. Semoga tidak terjadi….

Jika terjadi, menurut hemat penulis, bahwa ini adalah musibah besar ke 3 dalam sejarah perpolitikan Indonesia, khususnya bagi umat Islam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *