Cara Gus Imin Menjaga Marwah Debat

Gus Imin Menjaga Marwah Debat

Sentil MK dan Etika 

Gimik Gibran dengan nada sindiran yang tidak perlu (karena jadinya meminggirkan subtansi debat) juga diarahkan sedikitnya dua kali kepada Cak Imin. Pertama ketika Cak Imin terlihat membaca catatan di podiumnya, Gibran menyindir, “Enak banget, ya, Gus, ya, jawabnya sambil baca catatan tadi.” 

Kedua setelah Gus Imin menanyakan apa strategi Gibran melaksanakan pembangunan berbasis bioregional, tapi keadilan iklim terjaga, keadilan sosial terwujud, keadilan ekologi terlaksana dengan baik, keadilan antargenerasi terwujud. Sebelum merespon pertanyaan ini dengan jawaban (yang sesungguhnya juga tidak menjawab pertanyaan Gus Imin), Gibran mengawali dengan sindiran lagi, “Gus Muhaimin ini lucu ya, menanyakan masalah lingkungan hidup, tapi itu kok pakai botol-botol plastik itu.”

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Jika saja mau, baik Mahfud maupun Gus Imin sesungguhnya dengan mudah bisa membalas sindiran dan serangan itu dengan balasan yang lebih telak dan bisa memalukan. Dan jujur, sebagai warga negara yang berharap debat berlangsung substantif dan produktif, saya sempat degdegan. Saya khawatir mereka berdua membalasnya, dan jika ini terjadi pastilah debat bakal kehilangan marwah, kehilangan wibawa sebagai Debat Pilpres.

Tapi bersyukur Profesor Mahfud maupun Gus Imin tidak melakukannya. Kecuali Prof Mahfud yang sempat terpancing ikut “celingukan” sekilas sebelum akhirnya menyampaikan kepada moderator bahwa pertanyaan Gibran receh dan tidak perlu dijawab. Profesor Mahfud memang nampak sedikit gusar namun tidak sampai membalasnya dengan lontaran ekspresi berlebihan.

Gus Imin agak berbeda. Ia sempat membalas sindiran Gibran (ketika dirinya disindir karena membaca catatan untuk menjawab pertanyaan tadi) dengan ujaran, “Terima kasih,  saya catat sedikit, yang penting bukan catatan MK”. Majkleb, dan seketika arena debat meriuh dengan teriakan penonton.

Tetapi yang menarik dan hemat saya pantas diapresiasi adalah ketika Gus Imin merespon Gibran dengan sebuah “warning” saat merespon pertanyaan Gibran soal Lithium Ferro Phospate (LFP). Hemat saya, warning ini penting diucapkan untuk menjaga marwah Debat Pilpres tidakk melorot ke level debat kusir di gardu ronda.

“Terima kasih.  Tenang pak Gibran. Semua ada etikanya, termasuk, termasuik kita diskusi disini, bukan tebak-tebakan definsisi, tebak-tebakan singkatan. Kita levelnya adalah policy dan kebijakan. Prinsipnya sederhana, prinsipnya sederhana, semua kembali kepada etika pak Gibran.” Cak Imin kemudian bicara agak panjang soal pentingnya etika lingkungan  dan keseimbangan dalam pengambilan kebijakan menyangkut sumberdaya alam.

Warning Gus Imin kemudian dipungkas dengan penegasan ulang yang lugas dan tuntas tentang etika. “Sekali lagi, intinya bukan hanya etika lingkungan, tetapi etika bahwa forum ini adalah forum policy yang berharga, jangan-jangan kalau kita tebak-tebakan definisi disini saya ragu kita ini levelnya SD SMP, atau jangan-jangan ijazah kita palsu semua di sini. Ini yang mengagetkan. Jadi kalau tebak-tebakan ya bukan disini levelnya. Disini adalah kebijakan kita untuk memimpin negara”. 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar