Anies Baswedan Paling Ideal

Anies Baswedan Paling Ideal
Tony Rosyid
banner 400x400

Kedua, rekam jejak. Bandingkan prestasi Anies di kemendikbud dan DKI dengan Prabowo di Kemenhan dan Ganjar di Jawa Tengah. Buat daftar sesuai dengan kapasitas masing-masing, lalu bandingkan. Di sini, Anies terlihat menonjol.

Ketiga, penguasaan masalah bangsa dan gagasan. Lihat saat talk show televisi dan acara debat capres. Siapa yang paling mengerti tentang “kompleksitas” masalah negeri ini secara detail. Siapakah yang punya gagasan lebih komprehensif dan siatematis diantara tiga kandidat itu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Melalui acara “Desak Anies”, terlihat hanya Anies yang lebih siap untuk menghadapi secara langsung semua masalah, keluhan dan pertanyaan dari rakyat. Yang lain, bahkan seringkali diundang acara talk show televisi saja tidak datang. Ini hanya sebagai sebuah gambaran untuk menjadi variabel penting dalam membandingkan satu kandidat dengan kandidat lainnya.

Keempat, dari aspek emosional. Negara butuh pemimpin yang berpikir luas, holistik, jangka panjang, detail dan juga bersikap bijak. Mengapa? Karena nasib 278 juta rakyat ada di dalam kebijakannya. Ini semua sulit diwujudkan jika seorang pemimpin secara emosional tidak stabil. Kebijakan yang seringkali muncul secara spontan itu dalam jangka panjang bisa menjadi petaka bagi masa depan bangsa.

Pemimpin yang emosinya tidak stabil itu sangat berbahaya. Ia bisa menggunakan alat negara untuk melayani kemarahannya. Di sinilah abuse of power dan kesewenang-wenangan biasa terjadi. Diantara ketiga capres, Anies paling stabil emosinya.

Kelima, pemimpin yang mampu menjadi leader. Pemimpin itu tugasnya menggerakkan. Itulah leader. Dia merangkul semua potensi yang ada dan dikolaborasikan secara kolektif untuk mendorong lokomotif yang bergerak secara terukur ke arah masa depan yang benar. Anies membuktikan kolaborasi ini di Jakarta. Bahkan kata “kolaborasi” seoleh sudah menjadi tagline Anies dalam memimpin.

Sekali lagi, karena tulisan ini berupaya disuguhkan seobjektif mungkin, dengan data dan argumentasi akademik, maka terbuka selalu ruang untuk diskusi. Tujuannya? Agar rakyat, khususnya kaum awam yang mayoritas menjadi sasaran money politics dan pembodohan politik mendapatkan pencerahan. Dengan begitu, rakyat akan punya harapan untuk bisa melahirkan seorang pemimpin yang mampu membawa perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *