Politik untuk Anak, Anak untuk Politik

Politik untuk Anak
Seto Mulyadi dan kembarannya
banner 400x400

Akibatnya, sebagai bentuk penguatan positif (positive reinforcement), tepuk tangan dari satu panggung ke panggung berikutnya akan membuat sang politisi semakin salah kaprah.

Ia menganggap perilakunya yang niretik tidak bermasalah, justru disambut meriah, sehingga semakin vulgar dalam berkata-kata.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Bertitik tolak dari itu semua, semestinya muncul keinsafan bahwa politik tidak semestinya dijauhi. Namun tak bisa disangkal, sebagaimana buktinya tersebar di online dan media sosial, kata-kata kasar dan kebohongan dari sebagian politisi itulah yang membuat jagat politik menjadi keruh, sumpek, membodohi, dan berisiko negatif bagi anak-anak.

Kesempatan belajar untuk berpikir kritis dan berpidato secara sistematis tanpa mengesampingkan kesantunan, malah terkesampingkan oleh kosakata tak senonoh dan retorika manipulatif.

Bukan politik an sich yang semestinya dijauhi. Melainkan politisi-politisi tanpa martabat yang harus dipagari agar tidak mengotori forum-forum politik sebagai salah satu kesempatan mencerdaskan anak-anak.

Satu lagi. Pada tulisan terdahulu, saya mendorong KPAI untuk menyelenggarakan sesi debat khusus bagi capres-cawapres dengan tema seputar perlindungan anak.

Kali ini, saya ingin merangsang kreativitas tim sukses masing-masing paslon untuk mengadakan acara desak, slepet, tembak, atau sejenisnya yang khususnya menghadirkan audiens anak-anak.

Saya sungguh-sungguh ingin menakar seberapa jauh calon pemimpin nasional fasih dalam berdialog dengan anak-anak, seberapa jauh mereka sadar terhadap kesulitan dan kebutuhan anak-anak, serta seberapa serius mereka akan mengarusutamakan ketahanan keluarga dan perlindungan anak-anak dalam pemerintahan kelak.

Tema anak harus—tak boleh ditawar—masuk menjadi salah satu warna utama dalam kepemimpinan nasional mendatang.

Unjuk kebolehan para politisi dan capres-cawapres bukan sebatas di penguasaan materi, tapi juga melalui keteladanan diri.

Melalui pendekatan-pendekatan yang terkonsep dengan baik, menyeluruh, terintegrasi, dan berkesinambungan, kiranya politik tidak akan lagi terasing dari anak-anak dan anak-anak tidak lagi dikondisikan alergi terhadap politik. Semoga.

Sumber: kompas

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *