Karena itu, soal penguatan politik demokrasi pada satu sisi dan kebutuhan stabilitas politik pascapilpres pada sisi lain merupakan dua hal yang mesti dijaga agar yang satu tak mematikan yang lain.
Stabilitas politik tak membunuh demokrasi. Pun penguatan demokrasi tak mengabaikan kebutuhan stabilitas politik. Keduanya sangat penting bagi Indonesia ke depan.
Rekomendasi Rakernas PDI-P sangat relevan dengan kebutuhan penguatan politik demokrasi. Rekomendasi yang berisi pemikiran politik itu tentu saja tak cukup diujarkan. Masyarakat menunggu tindakan politik PDI-P.
Masalahnya, bagaimana rekomendasi itu dijalankan sehubungan dengan kebutuhan stabilitas politik pasca-Pemilu 2024 dan menyongsong pemilihan kepala daerah serentak akan datang.
Untuk pemerintah pusat, PDI-P boleh jadi akan memilih di luar pemerintahan dengan segenap konsekuensi politik sebagaimana pernah dijalani pada periode 2004 – 2014.
Tapi, bagaimana dengan pemerintahan daerah, dengan pemilihan kepala daerah serentak di sejumlah provinsi dan kabupaten/kota?
Apakah rekomendasinya yang hanya akan menjalin kerja sama dan komunikasi politik dengan mereka yang memiliki komitmen tinggi terhadap agenda reformasi itu berarti menolak kerja sama dengan partai politik pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran di pemilihan kepala daerah kelak?
Dalam banyak hal, bukankah terdapat relasi kuat antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah?
Bagaimana isi rekomendasi itu harus dilaksanakan untuk memenuhi penguatan politik demokrasi, sekaligus kebutuhan stabilitas politik, baik nasional maupun daerah?
Tak mudah untuk dijawab dan faktornya tentu saja sangat kompleks. Tapi, saya percaya, sebagai partai yang mengukuhi nilai-nilai substantif dan kaya pengalaman, baik di luar pemerintahan maupun di dalam pemerintahan, PDI-P akan menerjemahkan isi rekomendasi itu melalui tindakan politik yang memerhatikan kebutuhan Indonesia ke depan: penguatan politik demokrasi dan stabilitas politik. Dua hal yang memang tak mudah disatukan.
Tanduk banteng masih tajam. Kita berharap ketajamannya kelak tak tumpul di lapangan politik.
Sumber: kompas