Hikmah Pagi: Selalu Alhamdulillah, Bahagia Tak Pernah Resah

Selalu Alhamdulillah
Selalu Alhamdulillah
banner 678x960

Hajinews.co.id – Tak satu pun rakaat shalat yang lepas dari wajib membaca alFatihah. Surat pembuka dalam mushaf alQuran yang terkenal dengan alhamdulillah-nya.

Dalam sehari, minimal seorang Muslim membaca alhamdulillah 17 kali di dalam seluruh rakaat shalat. Dua shubuh, empat dluhur, empat ashar, tiga maghrib dan empat isya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Di pagi membuka siang, di siang tengah hari, sore menjelang malam, di permulaan malam serta menjelang larut semuanya selalu alhamdulillah. Tak ada celah waktu tanpa alhamdulillah.

Alhamdulillah adalah kalimat puja dan puji hanya kepada Allah saja. Kata-kata adalah doa. Doa alhamdulillah adalah doa agar si pendoa selalu memuji, tidak pernah mencela, tidak pernah memaki.

Memuji berarti mengagumi. Kagum dalam kalimat alhamdulillah adalah kagum yang tanpa batas. Kekaguman yang tidak mampu dilogika. Kekaguman atas Dzat yang Maha terpuji. Sampai-sampai pujian itu dikembalikan kepada Allah atas puji yang pantas bagiNya. “Rabbanaa Lakal hamdu kamaa yambaghii li jalaali wajhikal kariim wa ‘adziimi shulthaanik.”

Rabb kami, bagiMu segala puji sebagaimana selayaknya, bagi kemuliaan wajahMu dan keagungan kekuasaanMu.

Kekaguman yang dahsyat sehingga membuat seorang yang mengagumi tidak sempat lagi terbesit padanya cela. Orang yang selalu mengucap alhamdulillah, sulit baginya mencela, sulit baginya kecewa, keluh kesah dan segala apa pun yang membuat hati kurang berkenan.

Alhamdulillah ‘alaa kulli haal, Maha terpuji Allah atas hal apa saja, tak ada kecuali.

Pantas diduga orang yang selalu berucap alhamdulillah dirinya selalu merasa senang.

Memang, sebagian makna alhamdulillah adalah senang. Dia bermakna bahagia, syukur dan terimakasih. Di mana saja orang yang penuh terimakasih, selalu happy.

Rasa terimakasih kepada Allah biasanya diungkap dalam bentuk syukuran. Bisa syukuran pernikahan, syukuran kenaikan jabatan, syukuran kelahiran, syukuran kesuksesan dalam hal apa saja, isinya pastilah ucapan terimakasih.

Setelah itu ungkapan syukur diteruskan dengan ucapan permohonan maaf karena yang disyukuri belum setimbang dengan nikmat yang diterima. Babak selanjutnya pada acara syukuran adalah pemberian bingkisan, makanan, minuman dan tanda syukur yang antara lain bisa berupa hadiah atau cendera mata.

Intinya orang yang dalam keadaan bersyukur identik dengan kewajaran dalam memberi.

Kalau begitu orang yang senantiasa mengucap alhamdulillah, dialah yang senantiasa memuji, tak pernah mencela, selalu

bersyukur tak pernah kecewa, senantiasa bahagia, selalu senang, senyum, selalu berterimakasih, dan selalu memberi.

Dalam makna ini kewajiban membaca alhamdulillah seolah mewajibkan setiap pembacanya untuk selalu berperilaku demikian.

Siapa pun yang memuji dengan tulus berarti dia menyukai yang dipuji, membanggakannya, mengagumimnya. Siapa pun yang membaca alhamdulillah seharusnya sadar bahwa dirinya memuji Dzat yang dikaguminya tanpa batas. Dia seolah sedang dimabuk cinta. Orang yang sedang mabuk cinta yang keluar dari lisannya selalu pujian sebagai manifestasi kekaguman bukan?

Dari makna ini membaca alhamdulillah bisa dimaksudkan sebagai pernyataan aku jatuh cinta! Kepada siapa? Kepada Allah!

Bagaimana caranya? Dengan mencintai hamba-hambaNya. Ialah memuji mereka, berterimakasih kepada mereka, memaafkan mereka, dermawan kepada mereka, menyenagi mereka dan pastinya tidak pernah ada rasa ingin menyakiti mereka.

Bila ini yang terjadi barulah bisa diyakini bahwa kalimat alhamdulillah yang terucap dari lisan, sesuai dengan maksud diwajibkannya kalimat itu. Kita diwajibkan selalu bahagia.

Beralih kepada publikasi ilmiah. Tak ditemukan satu pun riset yang membantah bahwa sikap syukur pasti membawa bahagia. Orang yang selalu bersyukur, selalu senang, hampa dari stres. Hampir bersih dari radikal bebas. Dia memiliki status pertahanan tubuh, status imun yang tinggi. Jika sedang sehat dia sulit sakit. Jika pun dia sakit maka mudah baginya sembuh.

Sel-selnya awet, sendinya tak mudah nyeri, tulang-tulangnya tak mudah patah, rambut bertahan bagus tidak mudah rontok. Bahkan pada orang yang selalu bersyukur tak ditemukan aroma tak sedap di tubuhnya.

Orang yang selalu memberi sebagai bawaan dari sikap selalu syukur, selalu memperoleh kemudahan dalam setiap persoalan. Mudah melakukan solusi dari problem yang dihadapi. Serta selalu tersedia baginya sarana dan prasarana dalam menjalani hidup.

Mereka yang selalu syukur, selalu terimakasih, selalu memberi, senantiasa memuji, selalu senang. Tak ditemuinya jalan yang sulit. Yang didapatnya selalu mudah, lancar dan memuaskan hati. Dia selalu dalam keadaan ridlo.

Semoga kita senantiasa berucap alhamdulillah di lisan, terlebih di qalbu, agar kita selalu bahagia, tak pernah resah!

Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan penasihat sejumlah masjid di Surabaya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *