Tak Terima Nama Gus Dur Dicatut, Yenny Wahid Cecar Tokoh NU Temui Israel: Lugu sama Bodoh Beda Tipis!

Hajinews.co.id — Anak kedua mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, menegaskan bahwa tindakan Zainul Maarif dan empat tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog sama sekali tak mencontoh sikap Gus Dur.

Alih-alih meneruskan perjuangan Gus Dur dalam mendamaikan konflik Israel dan Palestina, Yenny justru menyebut tindakan kelima tokoh muda NU itu sebagai upaya naif dan bodoh.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Ini sudah dibantah sama ketum PBNU bahwa ini tidak mewakili organisasi. Jadi ini kan personal aja, mereka sepertinya antara naif sama bodoh ini, beda-beda tipis. Antara lugu sama bodoh jadi satu. Menurut saya ya harusnya mereka paham lah, konteksnya lebih mengerti apa yang sedang terjadi di dunia sekarang ini,” tegas Yenny kepada dikutip dari suara, Ahad (21//7/2024).

Yenny juga menegaskan bahwa yang dilakukan Zainul Maarif dan empat lainnya itu tidak sama dengan yang dilakukan Gus Dur ketika bertemu dengan Shimon Peres pada tahun 1994 yang ketika itu menjabat sebagai Luar Negeri Israel. Akan tetapi, lanjut Yenny, Gus Dur melakukan pendekatan kepada Presiden Palestina Yasser Arafat.

“Gus Dur itu tidak hanya ketemu satu pihak, Gus Dur ketemu dengan Shimon Peres tapi juga ketemu dengan Yasser Arafat. Dan dua-duanya memang diajak bicara untuk mau duduk satu meja, bicara soal bagaimana caranya ada titik temu,” tutur Yenny.

Menurut Yenny, ada banyak isu yang memang harus diselesaikan mengenai konflik Israel dan Palestina. Tak hanya tentang kemanusiaan, tapi juga hingga pengembalian hak teritorial yang direbut Israel drai Palestina.

Yenny menyebut kalau ayahnya kala itu sudah sangat mengerti setiap detail dari konflik tersebut. Itu sebabnya, Gus Dur tak hanya mendatangi satu pihak tertentu seperti yang dilakukan pemuda NU tersebut.

“Gus Dur sangat mengerti detail, sangat mengerti isu, dan Gus Dur bicara dengan dua belah pihak. Waktu ketemu Yasir Arafat bahkan saya nemenin. Nah, kalau ini kan cuma ketemu sama Presiden Israel dan enggak ngerti mereka bawa pesan apa kemudian mereka siapa. Kok berpikir punya cukup daya tawar untuk bisa menjadi mediator. Mediator apa? Mereka tidak sedang menjadi mediator,” ujar Yenny.

Sumber: Suara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *